-->








Peusaba: Jika Situs Gampong Pande Hilang, Salah Satu Sejarah Melayu akan Lenyap

10 Agustus, 2020, 19.15 WIB Last Updated 2020-08-10T12:15:32Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman, mengingatkan jika pemusnahan Situs Gampong Pande terus dibiarkan maka akan hilanglah sejarah Aceh dan dunia Melayu, dan akan hilanglah salah satu situs penting penyebaran Islam di Asia Tenggara.   

Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman, kepada LintasAtjeh.com, Senin (10/8/2020), mengatakan, pihak yang ingin menghancurkan makam raja dan ulama akan bersorak gembira setelah mereka memusnahkan makam ulama dan raja-raja akhirnya tujuan mereka melenyapkan sejarah islam tercapai.

"Kita minta rakyat Aceh dan melayu bersatu padu untuk mengambil langkah dalam penyelamatan makam para raja dan ulama di Gampong Pande," katanya. 

Seperti diketahui, menurut penelitian sebelum Tsunami telah ditemukan makam Sultan Alaiddin Mansur Syah Perak (1579-1586) di Kawasan Gampong Pande Bandar Aceh Darussalam.  

"Setelah tsunami, beberapa situs yang ditimbun kafir Belanda telah muncul kembali dan beberapa situs lain tertimbun tanah, namun dengan penggalian akan mudah ditemukan," jelasnya. 

Namun para Keturunan Musuh Aceh yang menyamar keturunan Knight Of The Templar ksatria kaum Yahudi yang dulu ikut menyerang kesultanan Aceh Darussalam dan dihancurkan oleh pasukan Turki Utsmani dan Pasukan Aceh Darussalam masa Sultan Alaiddin Al Kahhar (1539-1572) kemudian Keturunan Knight Of The Templar terus melanjutkan misinya. 

Ketika Belanda berhasil masuk ke Aceh, knight of the  templar ikut masuk ke Aceh sejak saat itu mereka memusnahkan situs sejarah Aceh hingga kini. 

"Hari ini dengan cepat dan penuh ambisi tanpa takut apapun mereka hendak membuat proyek IPAL yakni pembuangan tinja dikawasan makam raja dan ulama di Gampong Pande," ujarnya.

Kemudian setelah rakyat Aceh Bangkit marah dan melawan, mereka membuat proyek baru dengan membangun perumahan dan menimbun seluruh kawasan situs makam para raja dan ulama yang ada dirawa-rawa dan tambak Gampong Pande, karena mereka hendak memusnahkan peradaban kesultanan Aceh Darussalam juga peradaban Melayu. 

"Kita akan mengalahkan mereka sebagaimana nenek moyang kita para ksatria Turki Utsmani dan Pasukan kesultanan Aceh Darussalam menghancurkan mereka dan melenyapkan mereka dilautan luas," ujarnya.

Dia meminta, persatuan semua rakyat Aceh agar dapat meniru langkah Turki Utsmani yang mengembalikan Hagia Sophia ke pengadilan Turki. 

"Maka di Aceh perlu dilakukan langkah hukum ke pengadilan meminta kembali tanah-tanah adat kesultanan yang dulu dirampas Belanda. Itu adalah cara satu-satunya yang mungkin kita lakukan untuk menyelamatkan makam nenek moyang kita. Juga membawanya ke Pengadilan Internasional agar seluruh tanah adat kesultanan Aceh Darussalam dikembalikan dan situs makam raja dan ulama dapat terjaga dengan baik," pungkasnya.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini