-->








Kisah Anggota TNI Hormat ke Anaknya yang Perwira: Anakku Komandanku

19 Oktober, 2020, 12.18 WIB Last Updated 2020-10-19T05:18:19Z

Letda Inf Figgy Heryansyah


LINTAS ATJEH | JAKARTA - Kesuksesan seorang anak tak terlepas dari dukungan orangtuanya.


Karena doa dan restu orangtua merupakan hal mutlak yang tak bisa diganggu gugat.


Apalagi doa dari orangtua merupakan salah satu doa mustajab yang dikabulkan oleh Allah.


Maka dari itu, sebagai seorang anak berbakti dan taat pada orangtua merupakan jalan dibukanya keberkahan dan ridho Allah.


Bahkan ada istilah ridho Allah tergantung dari ridho-nya orangtua.


Disamping itu, tetap berusaha demi membanggakan kedua orangtua.


Hal inilah yang dilakukan oleh seorang Taruna yang mengantarkannya menuju impiannya yakni berhasil meraih pangkat Letnan II (Letda).


Semua kesuksesan yang diraihnya tentu tak terlepas dari campur tangan orangtuanya.


Bahkan, sang ayah memiliki rahasia sederhana yang ditanamkan untuk dirinya.


Kira-kira apa prinsip yang ditanamkan ayahnya untuk anaknya ini? Berikut ulasan selengkapnya.


Kisah insipirasi ini dibagikan melalui kanal YouTube TNI AD, Minggu (18/10/2020).


Serda (Har) Sahidin merupakan ayah dari Letda Inf Figgy Heryansyah.


Serda (Har) Sahidin lah yang berhasil mendidik Letda Inf Figgy Heryansyah menjadi anak yang sukses seperti sekarang.


Sebagai seorang ayah, ia pun mengungkapkan perasaannya kala melihat anaknya saat pelantikan.


Rasa bangga pun tak terbendung saat mengisahkan kesuksesan yang diraih anaknya itu.


"Waduh bangga sekali, apalagi pelantikan langsung lewat bapak Presiden, bangga sekali, sama-sama orangtua yang lain, dari ujung ke ujung Indonesia semua duduk bersama," ungkapnya.


Bahkan Sahidin tak henti-hentinya mengucapkan rasa bangganya terhadap anak lelakinya itu.


"Bisa saling silahturahmi, bangga awak, bangga sekali nggak bisa diucapkan, bangga, bangga sekali," tambahnya.


Lebih lanjut, Sahidin sebagai seorang ayah menuturkan jika dirinya memang mengarahkan Figgy sejak dini.


"Diarahkan ya nggak, nggak diarahkan juga ya nggak, memang dia di asrama ini kan udah dianggap dirinya tentara, SD, SMP, SMA," ujarnya.


Berkat arahan sejak dini itulah membuat Figgy berhasil lolos menjadi taruna di akmil kala itu.


"Kebetulan 2016 kemaren dia daftar masuk Akmil (Akademi Militer), Alhamdulillah langsung keterima," sambungnya.


Figgy pun juga mengutarakan jika dirinya juga berencana untuk tes sebagai bintara, namun memilih mendaftar Taruna terlebih dahulu.


"Pertama-tama ayah saya ini menyuruh saya mendaftarkan sudah lulus SMA untuk menjadi Bintara Atlet dan kemudian selagi menunggu tes Bintara Atket ini kan awalnya pendaftaran Taruna dulu," jelasnya.


"Sambil menunggu tes Bintara Atlet saya mencoba untuk mendaftarkan Taruna di Akademi Militer ini," lanjutnya.


"Nah saya coba dan ternyata saya lulus sampai pusat dan saya sampai sekarang lulus menjadi Taruna III pasca," ungkap Figgy.


Sahidin pun mengungkapkan jika jalan mulus yang dilalui putranya itu lantaran Figgy merupakan anak yang penurut.


"Alhamdulillah anaknya penurut, kan waktu SD sering ikut O2SN olahrga, dulu saya kursuskan olahraga sampai jadi dari SD berprestasi, SMP ikut O2SN terus, kebetulan dia memang berminat jadi Tentara," ungkapnya.


Selain Figgy merupakan anak yang penurut, ayahnya juga sedari dulu mengarahkan anaknya mengikuti kursus olahraga.


Misalnya saja tes kesehatan yang menjadi salah satu syarat untuk mengikuti seleksi taruna.


Bahkan, Sahidin juga sudah menyiapkan jas untuk anaknya sebagai hal mendasar yang dibutuhkan sebagai calon taruna.


"Jadi jauh-jauh hari sebelumnya sudah saya arahkan seperti kesehatan, masih SMP kelas 3 udah saya check up kan, sampai tamat SMA itu 6 bulan sekali saya check up, terus untuk jasnya saya latih sendiri kebetulan di asrama," jelasnya.


Sahidin pun menegaskan hanya dua hal penting yang dipesiapkannya saat itu.


"Ya dua itu aja pertama kesehatan, kedua jasnya saya bilang, kalo akademik kan orangtuanya nggak terlalu ngerti apa-apa, mungkin dia yang akan ngerti akademik," ungkapnya.


Bahkan selesai pelantikan Figgy sebagai Letnan Dua (Letda), Sahidin pun memberikan hormat terhadap putra kebanggaannya itu.


"Ya anak tetap anak, tapi saking bangganya saya hormat," ungkapnya.


Bahkan kedua orangtua Figgy sampai tak kuasa meneteskan air mata haru karena rasa bangganya yang tak terhingga.


"Semua nangis, kanan kiri, ibunya semua, ya mau gimana lagi memang bangga, campur di sana bangga, sedih la segala macem," tuturnya.


Sementara, Figgy mengungkapkan harapan kedepannya ingin menjadi seseorang yang dapat diandalkan suatu hari kelak.


"Saya ingin menjadi seorang pemimpin yang dapat diandalkan oleh satuan yang saya masukki nanti," ujarnya.


"Dan saya ingin suatu kebanggaan itu timbul dari diri saya untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat bisa diandalkan oleh satuan tersebut," tambahnya.


Sahidin pun memberikan pesan terhadap Figgy setelah menerima pangkat sebagai Letnan Dua (Letda).


"Mungkin ke depan kan tugasnya makin berat, jadi apapun bentuk tugas yag diberikan kepada kita belajarlah untuk ikhlas, karena modal ikhlas itu adalah ringan apapun tugas yang diberikan pada kita kalo ikhlas, InsyaAllah tugas tersebut lebih ringan dan ibadah satu lagi," pesannya.


Menjelang masa pensiun, anaknya pun memberikan hadiah indah yang membuahkan mimpi yang membuat bangga bahkan bisa tersenyum lebar.


Simak videonya


Sebelumnya kisah datang dari seorang anak yang berasal Suku Kubu atau sering dikenal dengan sebutan Suku Anak Dalam.


Untuk diketahui, Suku Anak Dalam ini bisa ditemui di beberapa Kabupaten di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.


Meski terbilang belum maju dan terbelakang, sosok pria ini justru berhasil menjadi seorang prajurit dan tergabung dalam Tentara Negara Indonesia (TNI).


Rupanya terdapat seorang prajurit yang berasal dari Suku Anak Dalam, yakni Prada Budi seperti dilansir melalui kanal YouTube TNI AD.


Prada Budi dilantik menjadi prajurit TNI pada tahun 2017.


Rupanya, Prada Budi memiliki motivasi tersendiri untuk menjadi seorang prajurit TNI, salah satunya ialah untuk memotivasi kerabatnya sesama Suku Anak Dalam.


Menurutnya, dengan motivasi tersebut anak-anak Suku Anak Dalam akan dapat berpikir bahwa mereka juga bisa mendapatkan hak yang sama di mata negara.


Kala itu, Prada Budi diberikan izin oleh komandannya untuk menjenguk orang tuanya yang tengah berada di Bukit Dua Belas.


Kedatangannya disambut sanak saudaranya dengan begitu hangat.


Prada Budi dikerumuni dan diantarkan menuju ke tempat ibunya yang terbaring.


Ayah Prada Budi, Bebayang, berpesan agar anak-anak yang kini tinggal di hutan rimba nantinya dapat menjadi tentara seperti putranya.


"Semua anak-anak yang tinggal di hutan rimba bisa menjadi tentara mengikuti anak saya, Budi. Itu harapan saya kepada Bapak KSAD,"


Adapun saat ini, Prada Budi bertugas menjaga Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste di Yonif R 142/KJ.


Tugas Prada Budi rupanya tak hanya menjaga perbatasan saja.


Namun, pria yang berasal dari Suku Anak Dalam ini juga mengajar anak-anak di perbatasan, tepatnya di SD 1 Motaain, Kabupaten Belu.


Pengalamannya hidup di pedalaman membuatnya terbiasa dengan keadaan.


Hal itu juga yang membuatnya mampu menyemangati anak-anak di daerah perbatasan tersebut.


"Kebetulan kakak berasal dari Suku Anak Dalam yang lebih parah dari di sini. Kalau adik sudah mempunyai ruangan seperti ini, kakak lebih parah lagi adik," ucapnya.


Ia mengatakan bahwa sekolah tempatnya mengajar jauh lebih baik ketimbang sekolahnya dulu.


Sulitnya akses menuju ke sekolah justru membuat guru yang datang menghampiri murid-muridnya yang merupakan Suku Anak Dalam.


"Dulu kakak belajar di hutan yang ada di sana. Belajarnya di bawah pohon, gurunya datang ke sana," katanya.


"Kalau adik sudah punya meja-meja bagus seperti ini, kakak belum. Jadi harus semangat belajarnya ya dik. Kakak aja yang dari jauh bisa seperti sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia Republik Indonesia," imbuhnya.


Prada Budi mengaku sangat antusias mengajar anak-anak sekolah dasar di perbatasan.


Tak hanya itu saja, ia juga mengaku sangat prihatin melihat kehidupan dan pendidikan mereka.


Prada Budi berharap agar sanak saudaranya yang berasal dari Suku Anak Dalam bisa lebih maju dan dapat hidup dengan layak.


Tak hanya itu saja, ia juga mengharapkan pendidikan serta fasilitas kesehatan yang layak dapat dijangkau oleh Suku Anak Dalam, pun dengan masyarakat lain yang berada di perbatasan.


Simak video selengkapnya

[Sriwijaya Post]

Komentar

Tampilkan

Terkini