LINTAS ATJEH | KEDIRI - Tangis ibu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh ini begitu pilu.
Anak dan dua cucunya ada dalam pesawat Sriwijaya Ari SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu.
Mereka adalah warga Kabupaten Kediri asal Kecamatan Pare.
Korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 asal Kediri itu adalah Rahmania Ekananda (40), Fazilla Amara (6), dan Fathima Ashalina (5).
Ada juga Dinda Amelia seorang baby sitter.
Ibu korban Rahmania, Nani Zarkasih, mengaku terakhir bertemu dengan putrinya dan dua cucunya adalah 5 hari yang lalu saat di Jakarta.
“Saya pulang duluan waktu itu ke Pare karena dengar kalau ada informasi PSBB, dua hari kemudian mbak Nia (Rahmania Ekananda) mengirim foto tes swab beserta kedua anaknya dan satu baby sitternya,” ujar Nani Zarkasih pada TribunJatim.com, Minggu (10/1/2021).
Saat itu, Nani sempat mendapat kiriman foto.
“Kemudian saya tanya kapan kamu pulang ke Pontianak, dijawab mungkin dua hari lagi, tetapi tahu-tahu besoknya sudah foto di ruang tunggu bandara. Saya tanya pesawatnya jam berapa, dijawab 12.45 WIB nanti kalau landing dikabari ya,” tutur lanjut Nani.
Hingga akhirnya Nani terus menghubungi putrinya dari jam 2 siang sampai jam 4 sore, namun tak ada jawaban.
“Jam 2 siang saya hubungi kok tidak bisa, apa mungkin delay, jam 3 juga saya telepon masih sama hingga akhirnya saya hubungi suaminya yang di Pontianak dan dikatakan kalau pesawat anak saya hilang kontak,” ucapnya sambil menangis.
"Suaminya saya telepon yang saat itu sedang menunggu untuk menjemput anak saya di Bandara Pontianak,"
“Dia bilang begini, 'mama pesawatnya hilang kontak,' astaghfirullahaladzim. Saya gak bisa ngomong apa-apa mau saya tutup dulu. Tetapi waktu dengar itu saya lihat TV juga belum ada berita semuanya,” imbuh Nani.
Nani mengungkapkan saat terakhir bertemu anaknya, Rahmania Ekananda, ia tampak suka tersenyum.
“Dia itu banyak senyum dia ingin menyenangkan saya karena di sini saya sendirian, pokoknya dia ingin menyenangkan saya,” tuturnya.
Nani berharap ada keajaiban dari Tuhan agar bisa melihat anaknya dan cucunya selamat.
“Mudah-mudahan ada keajaiban dari Allah SWT saya bisa ketemu dengan anak cucu saya,” harapnya.
UPDATE TERBARU
Sejumlah potongan tubuh penumpang pesawat ditemukan oleh tim penyelam unsur tim SAR gabungan di sekitar tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Minggu (10/1/2021) sekitar pukul 09.45 WIB.
Pantauan Kompas.com (grup TribunJatim.com), anggota Kopaska TNI AL dan Basarnas beberapa kali mengangkut berikut potongan tubuh manusia yang menempel di badan pesawat.
“Potongan tubuh korban itu di balik bagian badan pesawat. Puing badan pesawat ada di bawah laut,” ujar salah satu penyelam Kopaska TNI AL di tengah perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021).
Penyelam dari Kopaska TNI AL mengatakan, evakuasi potongan tubuh cukup sulit.
Potongan tubuh dievakuasi karena menempel di bagian badan pesawat.
Potongan tubuh penumpang Sriwijaya Air kemudian dimasukkan ke kantong jenazah milik Basarnas.
Setelah ini, temuan-temuan hasil penyelaman akan diangkut ke KRI Kurau kemudian dibawa ke Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta.
Sebelumnya, tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Penemuan bagian pesawat Sriwijaya Air diinformasikan oleh Komandan KRI Teluk Gilimanuk, Letkol Laut Fakhrul.
“Ini ada temuan, akan dibaw ke KRI Kurau,” kata Fakhrul di KRI Teluk Gilimanuk.
Pantauan Kompas.com, bagian pesawat Sriwijaya Air ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB.
Adapun bagian pesawat yang ditemukan seperti pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan lainnya.
Beberapa temuan bagian pesawat Sriwijaya Air telah dibawa ke Kapal KRI Kurau.
Kompas.com ( grup TribunJatim.com ) berada di perahu sea-rider bersama anggota TNI AL.
Kini, perahu sea-rider masih beberapa kali menghampiri anggota Kopaska yang masih melakukan penyelaman.[Tribun Jatim]