LINTAS ATJEH | JAKARTA - Istri dari Kapten Didik Gunardi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 menolak kediamannya dipasangi bendera kuning.
Ia juga menolak karangan bunga yang diberikan oleh rekan dan kerabatnya.
Keluarga korban mengaku mengharapkan keajaiban hingga kapten Didik bisa kembali dalam keadaan hidup.
Dikutip dari WartaKota, Indra Gunawan (57) kakak Kapten Didik Gunawan mengatakan, istri dari korban enggan menyalakan televisi.
Ia juga menutup televisi tersebut dan tidak melihat pemberitaan apapun.
Indra Gunawan menuturkan, hingga saat ini istri dari Kapten Didik belum menerima tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Iya keluarga sangat syok, terutama istrinya. Ada TV diatas itu ditutup, enggak dinyalain. Terus enggak mau dipasang bendera kuning, enggak menerima karangan bunga atau apapun, memang belum bisa menerima," ujar Indra gunawan.
Gunawan mengungkapkan keluarga masih berharap adanya keajaiban atas kondisi Didik Gunardi.
Meskipun, tim pencarian menemuan puing-puing pesawatan dengan kondisi cukup hancur.
"Harap masih ada keajaiban, ya meskipun sekecil apapun barang kali Tuhan berkehendak lain. Mudah-mudahan masih bisa ditemukan mudah'mudahan masih hidup. Kalau Tuhan berkehendak lain ya Insyallah kita harus terima," imbuhnya.
Indra menjelaskan, pihak keluarga awalnya tak percaya bahwa Kapten Didik masuk dalam daftar manifest pesawat Sriwijaya Air.
Pasalnya, Didik merupakan pilot dari pesawat NAM Air.
"Dari awal, saya kakaknya yang cewek benar-benar engga percaya, 100 persen engga percaya. Karena, setahu kami adik saya di NAM Air sebagai captain pilot di sana," imbuhnya.
Sesampainya di rumah, Gunawan mendapatkan penjelasan dari keluarga dan rekan kantor adiknya, bahwa Didik masuk manifes pesawat Sriwijaya Air lantaran hendak membawa pesawat NAM Air dari Pontianak ke Surabaya atau Solo.
"Kami masih belum percaya tuh, karena kan jadwalnya harusnya Minggu pagi, bawa pesawat NAM Air, masa ikut Sriwijaya Air," tuturnya.
Sampai akhirnya, ia mendapatkan data pasti bahwa sang adik benar-benar ada dalam manifest penumpang pesawat Sriwijaya Air.
"Lalu saya cari daftar manifes, setelah ketemu baru. Otomatis semua pasti terpukul, syok apalagi istrinya, anaknya, bapaknya. Semua saudara syok bahkan tetangga di kampung juga," ungkap Gunawan.
Kapten Didik dan 61 penumpang lain menjadi korban tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 Sabtu (9/1/2021).
Pesawat itu jatuh setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Pesawat tersebut sedianya akan terbang ke Pontianak.
[Tribun-Video.com]
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Berharap Keajaiban, Istri Kapten Didik Gunardi Tolak Bendera Kuning dan Karangan Bunga di Rumahnya