-->




Sindir Pedas Guru Besar USU, Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut: Profesor Minim Etika

12 Januari, 2021, 00.46 WIB Last Updated 2021-01-11T17:46:34Z

Ossy Dermawan (kanan) yang mengomentari hinaan dari Guru Besar USU (kiri) terhadap SBY. /Kolase foto dari Twitter @ProfYLH dan @OssyDermawan


LINTAS ATJEH | BEKASI - Guru Besar Universitas Sumatra Utara (USU) Profesor Yusuf L Henuk diduga menghina dan menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak bernyali seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi).


"Terbukti Jokowi telah berhasil dalam Revolusi Mental di mana mental yang tak bernyali seperti dimiliki SBY sudah tak berguna atau gak punya arti di era serba transparan ini seperti yang dimiliki saya yang selalu ikuti perkembangan zaman," ucapnya.


Menanggapi hal tersebut, Staf Pribadi SBY Ossy Dermawan langsung membalas hinaan profesor dari fakultas pertanian USU tersebut.


Menurutnya jika benar yang digembor-gemborkannya adalah Revolusi Mental Jokowi, kenapa seorang profesor seperti Yunus tidak mengerti etika berpendapat kepada tokoh-tokoh di Indonesia.


"Luar biasa hasil revolusi mental Jokowi bisa buat Profesor minim etika kayak gini," ujar Ossy Dermawan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter resminya, Senin, 11 Januari 2021.


Luar biasa hasil Revolusi Mental @jokowi bisa buat Profesor minim etika kayak gini.— Ossy Dermawan (@OssyDermawan) January 10, 2021


Alih-alih menjawab tantangan dari guru besar USU yang meminta SBY untuk menghadapinya, Ossy justru malah berencana untuk menghadirkan psikiater ketimbang presiden keenam tersebut.


"Ya, nanti saya telponkan psikiater untuk berdiskusi dengan anda," ucapnya.


Tak hanya Ossy, Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain juga mengkritik komentar guru besar USU tersebut yang dalam akun twitternya menyebut SBY dengan sebutan "Bapak Mangkrak Indonesia".


"Kami menilai narasi dan pernyataan Prof Yusuf Leonard Henuk tersebut tidak mendidik, apalagi beliau seorang guru besar dan berstatus sebagai ASN ( Aparatur Sipil Negara -red)", kata Herri.


Herri menjelaskan, sosok SBY tidak bisa dihilangkan sebagai peletak fondasi pembangunan berbagai infrastruktur yang kini bisa dinikmati oleh bangsa Indonesia.


Di era SBY tuturnya, pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia terus digalakkan sehingga pertumbuhan ekonomi di atas rezim saat ini. Saat pemerintahan SBY, kemiskinan dan pengangguran turun drastis, utang berkurang, cadangan devisa dan PDB meningkat drastis.


Sementara di Sumut, beberapa pembangunan yang telah dijalankan dan dibuat Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 seperti pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu, rel kereta api, KEK Sei Mingke, jalan tol Medan-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai serta lainnya.


"Semuanya itu yang pembangunannya telah dan sedang berjalan saat ini adalah Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia masa pemerintahan bapak SBY," ujar Herri.


Atas dasar inilah menurutnya, SBY harus mendapat penghormatan atas berbagai kebijakannya dalam membangun bangsa. Pernyataan SBY selaku mantan Presiden seharusnya ditanggapi sebagai kritik yang konstruktif.


"Jika dilihat tentang pandangan bapak SBY, sungguh jauh dari kesan menggurui pemerintahan. Bapak SBY hanya memberikan pandangan bagaimana agar negara ini lebih baik," tutur Herri.[PR BEKASI]

Komentar

Tampilkan

Terkini