-->








Jika Tidak Hati-hati, Lebih Baik Medco Angkat Kaki dari Aceh

14 April, 2021, 15.50 WIB Last Updated 2021-04-14T08:50:42Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Mahasiswa FKIP Universitas Syiah Kuala, Ikram Ramadhan turut mengkritisi keberadaan PT Medco yang beroperasi di Kabupaten Aceh Timur.

"Medco tidak peduli tentang kesehatan masyarakat. Medco merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi di Aceh Timur yang bergerak di bidang migas terus saja mengeruk hasil bumi Aceh. Medco tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya termasuk gas beracun yang terjadi baru-baru ini," ungkapnya melalui pesan whatsapp mesenger ke redaksi, Rabu (14/04/2021).

Dikatakan Ikram, kejadian ini tidak bisa disepelekan karena ini menyangkut kesehatan masyarakat yang harus diutamakan. Dari kejadian tersebut, ada sekitar 65 orang yang harus dilarikan ke rumah sakit dan 250 orang lebih harus mengungsi akibat pencemaran udara yang dilakukan oleh perusahaan Medco tersebut. Seharusnya mereka menelusuri apa yang menjadi penyebab munculnya gas beracun tersebut. 

"Kejadian ini bukanlah hal yang pertama. Ini adalah kali kedua, pihak Medco melakukan kesalahan yang sama. Kejadian ini cukup memprihatinkan mengingat masyarakat Aceh yang harus menanggung derita sementara pihak Medco bisa mendapatkan hasil alam yang luar biasa," ungkitnya.

Pihak Medco, lanjut Ikram harus bisa menjamin keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat jika memang mereka ingin beroperasi di Aceh. Jangan sampai karena keteledoran mereka membuat masyarakat Aceh terusik. Tingkat perusahaan Medco seharusnya memiliki safety yang lengkap. Tidak logis setingkat Medco masih minim tingkat keamanannya. 

"Pemerintah juga harus tegas kepada Medco agar kejadian yang sama tidak terulang kembali, sangat ditakutkan jika hal yang serupa terjadi kembali dapat meresahkan masyarakat dan harus menanggung derita yang ke sekian kalinya. Kalau memang tidak ada kehati-hatian dan tidak mengerti tentang bahaya exploitasi alam, lebih baik Medco dicabut aja izin operasinya di Aceh," tukas Ikram Ramadhan.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini