-->








Remaja Yatim Dhuafa Muallaf Ini, Bercita-cita Bisa Membangunkan Rumah Untuk Mamaknya

19 April, 2021, 19.05 WIB Last Updated 2021-04-19T12:06:18Z
Cita-cita Agus seorang remaja yatim dhuafa muallaf dari Desa Tambunen, Deliserdang, Sumatera Utara.

LINTAS ATJEH | SIBOLANGIT - Namanya Agus, berumur 19 tahun, terlahir sebagai anak seorang muallaf. Sejak Ayahnya yang muallaf meninggal dunia, kini ia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Berdua bersama ibunya, ia tinggal di rumah yang sangat tidak layak disebut sebagai tempat tinggal.

Di Desa Tambunen, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Agus dan ibunya tinggal di rumah gubuk warisan dari ayahnya. Dengan atap dari bahan rumbia, sebagian atapnya sudah banyak yang lepas dari posisinya. 

Menurut Agus kepada media, Senin (19/04/2021), jika hujan dan angin kencang mendera, kondisi rumahnya akan tergenang air. Ia dan ibunya harus berjibaku membersihkan genangan air dari dalam rumahnya yang lantainya pun masih berupa tanah tanpa lapis semen ataupun keramik.

Rumah yang lebih mirip dengan gudang, membuat Agus harus dengan ikhlas tinggal disana. Karena hanya inilah harta peninggalan ayah tercintanya. Dengan mata yang berkaca-kaca, remaja tangguh ini pun menceritakan kesabaran ibunya dan dirinya dalam menjalankan ujian dari Allah SWT ini. Sebab mereka sendiri berada di lingkungan yang didominasi oleh masyarakat non muslim.
Tetangganya rata-rata adalah non muslim dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Rumah mereka kontras terlihat diantara deretan rumah-rumah semi permanen dan permanen di desa itu. Sangat mencolok sekali, rumah yang mereka huni terlihat seakan mau ambruk, sangat reot sekali, beberapa bagian atap terlepas dan dinding rumahnya terdiri dari lapisan seng usang yang berkarat.

Agus yang  baru saja tamat SMA ini sangat sadar dengan kondisi rumahnya. Untuk itu dia bertekad ingin melanjutkan sekolahnya hingga ke perguruan tinggi. Untuk itu dia berjualan jajanan anak-anak di desa itu, sementara ibunya berjualan sayuran di pasar.

Harapan Agus, hasil dari jualan jajanan anak-anak ini akan ia tabung dan akan digunakannya untuk mendaftar perguruan tinggi di Kota Medan.

Ia ingin sekali melanjutkan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Jika wisuda ia akan bekerja di perusahaan besar, agar gajinya bisa untuk membantu mamaknya (ibu) memperbaiki rumah tercapai. Namun hingga saat ini kemampuannya hanyalah sampai membantu memenuhi beli beras sehari-hari, dagangannya yang merupakan jajanan anak-anak itu pun tidaklah cukup. Jangankan untuk membangun rumah warisan sang ayah, untuk ongkos ke Medan agar bisa mendaftar di perguruan tinggi pun ia tak mampu.
Harapan Agus, ada dermawan Indonesia yang peduli dengan masa depan dan kondisi Yatim Muallaf Dhuafa, yang ikhlas membagikan sedikit rezekinya agar dirinys dapat melanjutkan pendidikannya hingga perguruan Tinggi dan membantu impiannya membangun kembali rumahnya yang hampir roboh.[lham/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini