LINTAS ATJEH | JAKARTA - Tante sosialita arisan tumbal brondong ternyata sudah berjalan sejak 15 tahun lalu. Tahun ini, menjadi tahun ke-16.
Itu sebagaimana penuturan seorang perempuan yang mengaku mendapat tawaran untuk menjadi MC dalam acara private party tersebut.
Video itu dibagikan pemilik akun TikTok @dinskidiary dalam beberapa unggahan video.
Perempuan itu mengaku, ia sebelumnya diminta pihak penyelenggara untuk menonton film Rumah Dara.
Itu dilakukan agar ia lebih dulu bisa mendapatkan gambaran tentang private party yang akan menumbalkan seorang brondong.
“Terus dia jelasin, bahwa kalau di Rumah Dara itu secara pemaksaan, tapi kalau ini itu secara ikhlas,” kata dia.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Karena, para brondong itu telah dibayar mulai dari ratusan hingga miliaran rupiah.
“Dan kayaknya ini beneran sekte elite karena emang acara itu adanya juga di Jakarta Selatan yang dimana itu adalah tempat rumahnya orang-orang kaya,” tuturnya.
Ramadhini Sari juga menyinggung soal tangkapan layar percakapan sebelumnya yang menyebutkan ada 15 brondong yang sudah menjadi tumbal arisan tante sosialita.
Video pengakuan MC ungkap brondong tumbal arisan tante sosialita
“Itu bukan 15 brondong dijadiin tumbal yah, melainkan sudah 15 kali, dimana acara ini itu dilakukan setiap satu tahun sekali,” bebernya.
Dengan demikian, sambungnya, tahun ini adalah tahun ke-16.
“Dan berarti, ini sudah berjalan selama 16 tahun. Demi apa woy udah 16 tahun?” tuturnya.
Bertahun jadi Simpanan
Ramadhini juga menjelaskan bahwa brondong yang menjadi tumbal dalam arisan tante sosialita ini adalah mereka yang sudah bertahun-tahun ‘dipelihara’ oleh tante.
“Atau si orang yang akan membeli dia sebagai tumbal,” kata dia.
Dengan demikian, brondong tesebut sudah menikmati semua fasilitas yang sudah diberikan tante.
“Mulai mobil, rumah dan lain-lain,” ujar Ramadhini.
Kemudian nanti pada waktunya, si brondong dibeli lagi denan harga yang jauh lebih mahal untuk dijadikan tumbal.
Latar belakang brondong yang jadi tumbal arisan tante sosialita ini juga beragam.
“Ada yang uangnya dipakai untuk bayar hutang, orangtuanya terlilit hutang, atau misalkan orantuanya di kampung sakit,” papar Ramadhini.[Pojoksatu]
