-->








Tolak Isu Bendera, Masyarakat Aceh Tebar Spanduk

10 Agustus, 2021, 17.25 WIB Last Updated 2021-08-10T10:25:47Z
LINTAS ATJEH | ACEH TIMUR - Terkait adanya isu tentang akan dikibarkan bendera bintang bulan pada peringatan MOU Helsinki pada 15 Agustus mendatang, dibeberapa tempat di wilayahnya Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang terpasang spanduk penolakan pengibaran bendera bintang bulan.

Pantauan LintasAtjeh.com, Selasa (10/08/2021), salah satu spanduk yang bertuliskan "MoU adalah perjanjian damai bukan gencatan senjata sementara, jangan jadikan MoU sebagai rencana merdeka kembali. Janji untuk bergabung bergabung selamanya dengan NKRI sudah tertuang di meja perundingan internasional. Menagih janji untuk mengibarkan bendera dengan maksud untuk merdeka kembali bukan solusi untuk masyarakat Aceh sejahtera" itu terpasang di jembatan Bayeun, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Spanduk dengan tulisan sama yang terpasang di wilayah Aceh Timur, yaitu di Simpang Rantau Selamat Jl. Medan Banda Aceh, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Depan masjid Gampong Alue Kumba, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur dan di depan Kantor Dishub Aceh Timur.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Di wilayah Kota Langsa spanduk tersebut terpasang di Simpang Empat Kuala Langsa, Gampong Sungai Pauh, Kecamatan Langsa Barat. Sementara di wilayah Aceh Tamiang terdapat di Simpang Upah, Kecamatan Karang Baru.

Spanduk bertuliskan "Satu Ideologi Kita Pancasila, Satu Negara Kita Indonesia" juga terlihat di SPBU Dua Dara, Desa Seuneubok Baru, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Gerbang Perbatasan Aceh Tamiang-Kota Langsa, Jl. Medan-Banda Aceh, Kecamatan Langsa Timur. Simpang Comodore, Gampong Birem Puntong, Kecamatan Langsa Barat dan di depan Pendopo Aceh Timur yang berbeda di Kecamatan Peureulak Kota.
Menanggapi terpasangnya spanduk-spanduk tersebut, Yahya, salah seorang mantan GAM Aceh Timur kepada LintasAtjeh.com mengatakan, spanduk itu mungkin bentuk kekesalan masyarakat terhadap elite politik yang selalu menebar janji bohong.

"Nyanyian tentang bendera dijadikan untuk kepentingan elit politik saja, masyarakat Aceh butuh kesejahteraan bukan bendera," ketus Yahya.

"Jadi, jangan lagi berkoar-koar dengan janji bohong. Itu semua untuk kepentingan pribadi dan keluarga mereka (Elite politik_red) saja," tandasnya.[Sm]
Komentar

Tampilkan

Terkini