"Sebagian kami sudah siap menanam, ada yang masih cabut bibit dan ada juga yang masih mempersiapkan sawahnya. Tapi kalau diperkirakan rata-rata sudah banyak yang nanam," kata salah seorang petani padi Bustami, Sabtu (15/01/2022).
Dia juga mengatakan, sebelum menanam padi warga setempat terlebih dahulu menyemprot sawahnya, agar keong dan binatang lain yang ada di dalam persawahan mati.
"Jadi kami sebelum menanam bibit padi, harus disemprot dulu sawahnya, agar bibit yang ditanam tidak dimakan keong dan binatang lain. Karena setelah ditanam air akan kami naikkan kembali ke persawahan," ujarnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Yang sangat dikhawatirkan, sambungnya, harga pupuk kian hari kian naik dan harga jual beli gabah belum tentu naik pasca panen.
"Kalau sama-sama naik kan enak, jadi tidak ada yang dirugikan. Kami juga berharap harga padi juga ikut naik nantinya," harap Bustami.
Bustami juga berujar, rata-rata petani di Abdya baik petani padi, cabe, semangka, dan sebagainya mengeluh. Lantaran harga pupuk sekarang naik drastis dan langka.
"Kalau kita hitung pendapatan dari panen tidak seberapa tapi kita tetap bersyukur, kalau dihitung-hitung ongkos pengeluaran juga banyak. Ongkos bajak sawah, upah cabut bibit, upah tanam, ongkos potong, beli pupuk dan lain sebaginya," sebut Bustami.
"Kita berharap kepada Pemerintah daerah, supaya harga jual beli gabah paska panen stabil, agar petani tidak rugi, dan biaya pengeluaran bisa ditutupi dengan hasil panen," pungkasnya.[WA]
