LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usman mengaku berang dan mengecam pernyataan Rektor UIN Ar Raniry yang menyebutkan syariat Islam gagal di Aceh. Peusaba juga menolak wacana peleburan Dinas Syariat Islam.
Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman menyebutkan sudah banyak kekhususan Aceh yang hilang dalam beberapa tahun ini, hilangnya Peran Majelis Adat Aceh yang direbut dengan kudeta merangkak sehingga Majelis Adat Aceh menjadi mandul dan hilang perannya. Kemudian hilangnya kekhususan Aceh UU PA hanya karena pemberian seribu keranjang tirom sehingga PJ Gubernur yang datang dari luar Aceh dapat memerintah di Tanah Aceh.
Sekarang yang ingin diserang adalah wilayah khusus Aceh lainnya yaitu Syariat Islam, dengan tipuan. Masyarakat Aceh harus sadar Rektor UIN Ar Raniry ditetapkan dan diangkat oleh pusat, dan suaranya adalah suara pusat yang tidak menyukai Syariat Islam. Apalagi atasan Rektor UIN Ar Raniry adalah Menteri Agama yang notabene kita tahu bersama siapa dia dan bagaimana pandangannya terhadap Syariat Islam.
Ketua Peusaba Aceh meminta Rektor UIN Ar Raniry menghormati kekhususan Aceh dan tidak usah mencari muka ke pusat. Kami bangsa Aceh tahu betul apa yang kami lakukan, tidak perlu anda mendikte kami bangsa Aceh.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Peusaba mengingatkan, kami berdiam diri ketika kekhususan Aceh yang lain dicabut. Tapi kami tidak akan diam jika syariat Islam dicabut dari Aceh. Akan ada efek yang tak terbayangkan terhadap orang yang mengancam menghapus syariat Islam di Aceh. Kami tidak ragu bertindak terhadap yang berani mengganggu kekhususan Aceh terutama syariat Islam.
Peusaba mengingatkan Gerombolan Liar yang berniat menghilangkan syariat islam di Aceh. Dan kalangan gerombolan liar itu terdiri atas orang Aceh dan luar, dari kaum intelektual dan kaum penjual aceh, peurete publoe bangsa.
Peusaba meminta rakyat Aceh waspada dan siaga, dan selalu berhati-hati terhadap gerombolan liar yang menghancurkan syariat Islam di Aceh.
Belum lama ini bagaimana program menari dan menyanyi dilakukan di dalam kompleks Mesjid Raya Baiturrahman Bandar Aceh Darussalam, sehingga mempermalukan bangsa Aceh di mata dunia Internasional.
Peusaba mengultimatum para gerombolan liar yang hendak menghancurkan syariat Islam di Aceh, supaya menghentikan aktivitas jahatnya. "Bek Peng Saja Bak Ulee Kah Hai Jen..!!!" kata Ketua Peusaba marah, Selasa (09/08/2022).[*/Red]