-->








Disbudpar Aceh Sukses Gelar Melayu Raya Art Festival 2022 di Langsa

20 November, 2022, 19.42 WIB Last Updated 2022-11-20T12:47:31Z


LINTAS ATJEH | LANGSA - Guna melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Melayu kepada generasi milenial, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan menggelar Melayu Raya Art Festival 2022 di Aula Serbaguna PLN, Jalan A Yani, Kota Langsa, Minggu (20/11/2022).


Kegiatan yang dibuka oleh Asisten III Pemko Langsa Junaidi yang mewakili Pj Walikota Langsa tersebut mengusung tema "Eksistensi Budaya Melayu" dengan konten kegiatan yaitu, apresiasi suara Melayu, seminar dan eksebisi Melayu. 


Melayu Raya Art Festival 2022 dihadiri oleh Forkopimda Langsa, Ketua PKK Kota Langsa, Cut Safrida, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh diwakili oleh Sub Koordinator Bahasa, Azizar Mansyah, S.Sos dan komunitas - komunitas kesenian serta para undangan lainnya.


Sebagai narasumber untuk kegiatan seminar dalam Melayu Raya Art Festival 2022 tersebut adalah Rika Restella, S.Pd yang merupakan Akademisi Tari. Dr. Dilinar Adlin, M.Pd, Dosen Seni Tari Unimed dan Drs. Syafrizal, Pemerhati Budaya.

Rika Restella, S.Pd dalam penyampaian materi yang berjudul Eksistensi Tari Melayu. Ia menjabarkan bahwa keberadaan sebuah kebudayaan atau menjaga budaya yang pernah ada sehingga tidak hilang atau punah. Istilah eksistensi bisa diartikan dari berbagai sudut pandang, tergantung konteks yang dibicarakan. 

Eksistensi adalah keberadaan atau keaktifan sesuatu, baik itu sebuah karya atau pencipta karya itu sendiri. Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.


"Tari Melayu merupakan salah satu unsur dari kebudayaan, yang keberadaannya harus dijaga agar tidak punah," ujar Rika.


"Untuk menjaga keberadaan tari tersebut, maka perlunya peran para pelaku seni dan sekelompok masyarakat dalam mewarisi sebuah tarian secara turun-menurun dari generasi ke generasi, sehingga tari itu tidak akan punah dan tetap terus ada," imbuhnya.


Drs. Syafrizal dengan materinya berjudul "Eksistensi Kebudayaan Melayu Dikalangan milenial Kota Langsa". Ia menyampaikan bahwa perlunya diselenggara event - event seperti ini guna mengenalkan kebudayaan Melayu kepada generasi muda saat ini.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM


Sedangkan Dr. Dilinar Adlin, M.Pd dengan materinya berjudul "Eksistensi Kebudayaan Melayu Dikalangan milenial" menjabarkan bahwa kebudayaan melayu merupakan kebudayaan yang melekat pada bangsa sejak dulu dan merupakan kebudayaan nusantara. 


"Kebudayaan melayu merupakan salah satu pilar penopang kebudayaan nasional khususnya Indonesia dan kebudayaan dunia umumnya, di samping aneka budaya lainnya. Budaya Melayu tumbuh subur dan kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia," kata Dilinar.


"Budaya melayu identik dengan agama, bahasa, dan adat-istiadat. Pada dasarnya tiap kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu ide, aktivitas dan artefak," imbuhnya.

Dikatakannya, Ras melayu polinesia terdiri dari banyak suku bangsa atau suku dalam konteks rumpun bangsa besar. Indonesia merupakan sebuah masyarakat majemuk (plural siciety) yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang disatukan oleh sistem nasional menjadi sebuah bangsa negara.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh diwakili oleh Sub Koordinator Bahasa, Azizar Mansyah, S.Sos dalam penutup kegiatan tersebut menyampaikan ucapan terimakasih kepada panitia pelaksana yang telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan sukses.


"Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan eksistensi generasi milenial Kota Langsa dalam mengenal kebudayaan Melayu," ucap Aziz.


Adapun pemenang konten Apresiasi Suara Melayu sebagai juara pertama diraih oleh Faisal Murba. Juara kedua diraih Romi, juara ketiga diraih Ulya dan untuk juara keempat diraih M. Sabi. [Sm]

Komentar

Tampilkan

Terkini