-->

Unit Gawat Darurat: Gen-Z di Aceh Terhadap Pemilu 2024

25 Januari, 2024, 16.28 WIB Last Updated 2024-01-25T09:28:54Z
PEMILIHAN UMUM (Pemilu) merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Indonesia, sebagai negara demokratis, mengadakan Pemilu secara rutin untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Pemilu 2024 dianggap sebagai satu momen krusial, terutama untuk Generasi Z (Gen Z) di Aceh. Gen Z, yang tumbuh di era digital, dihadapkan pada tantangan unik terkait pemilihan calon pemimpin dan keputusan politik.

Generasi Z di Aceh perlu memahami bahwa pemilihan pemimpin memiliki dampak yang signifikan terhadap masa depan negara dan wilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami aspek-aspek politik dan platform calon secara mendalam. Membentuk pandangan politik yang solid dan informasi yang akurat akan membantu Gen Z membuat keputusan yang bijak saat memilih calon. Media sosial bukan lagi sekadar sarana informasi, namun sebuah medan pertempuran politik yang penuh intrik. Gen Z, sebagai pengguna utama media sosial, rentan terhadap pengaruh berbahaya dari informasi yang distorsi dan cenderung tendensius. Mereka perlu menyadari bahwa tren dan lelucon bisa menjadi kendala serius dalam memahami substansi kebijakan dan karakter calon.

Media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi utama bagi Gen Z. Namun, bahaya muncul ketika informasi disajikan dengan cara yang lucu atau mengikuti tren. Sebagian besar informasi yang tersebar di media sosial mungkin tidak akurat atau bahkan bersifat tendensius. Oleh karena itu, Gen Z perlu waspada terhadap pengaruh ini dan bersikap kritis terhadap setiap informasi yang ditemui di platform tersebut. Tren yang menjadi viral di media sosial seringkali lebih mengedepankan kekinian daripada substansi. Gen Z harus menghindari jebakan ini dengan bersikap kritis terhadap segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian sementara. Keputusan politik harus didasarkan pada analisis mendalam dan bukan sekadar mengikuti arus yang sedang nge-trend.

Aceh, sebagai bagian dari Indonesia, memiliki isu-isu khusus yang perlu dipahami oleh Gen Z sebelum membuat keputusan politik. Memahami isu-isu ini secara mendalam memungkinkan Gen Z untuk mendukung calon yang memiliki visi dan program yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Aceh. Isu-isu seperti otonomi daerah, ekonomi lokal, pendidikan, dan lingkungan perlu menjadi fokus utama dalam pembentukan pandangan politik. Aceh memiliki isu-isu lokal yang kompleks dan mendesak untuk diselesaikan. Gen Z harus menolak terjerat dalam sensasionalisme politik yang seringkali lebih mengutamakan drama daripada solusi konkret. Pemahaman mendalam tentang isu-isu tersebut akan menjadi senjata ampuh untuk memilih pemimpin yang mampu memberikan solusi nyata.

Gen Z di Aceh memiliki peran yang penting dalam proses demokrasi. Partisipasi aktif dalam kegiatan politik, seperti diskusi, forum, dan pemilihan umum, akan memperkuat suara mereka dalam pembentukan kebijakan. Memilih untuk berpartisipasi dalam debat dan mendengarkan sudut pandang beragam akan membantu Gen Z untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu politik yang kompleks. Pendidikan politik menjadi senjata utama Gen Z untuk menghadapi kompleksitas dunia politik. Mereka perlu memanfaatkan kesempatan belajar untuk memahami dasar-dasar sistem politik, sejarah politik Aceh, dan implikasi kebijakan. Pendidikan politik akan memampukan mereka untuk memilah informasi dan membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan sekadar opini yang beredar.

Pemilu sering kali diwarnai oleh politik identitas dan sentimen. Gen Z perlu berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perangkat politik yang mengutamakan identitas dan emosi tanpa mempertimbangkan substansi kebijakan. Keputusan politik yang berdasarkan pada informasi dan evaluasi rasional akan lebih berkelanjutan dan bermakna dalam jangka panjang. Gen Z di Aceh perlu menyadari pentingnya solidaritas di atas segala perbedaan. Politik identitas dan sentimen dapat memecah belah masyarakat. Mereka harus menghindari jebakan politik yang bersifat memecah-belah dan memilih calon yang mampu menyatukan, bukan memisahkan.

Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk pemahaman politik. Gen Z perlu memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang sistem politik, sejarah, dan isu-isu terkini. Pendidikan politik dapat membantu mereka mengenali argumen-argumen yang berkualitas dan menghindari terjerumus dalam informasi yang dangkal. Partisipasi aktif dalam kegiatan politik lokal adalah kunci dalam membentuk masa depan Aceh. Gen Z perlu terlibat dalam diskusi, forum, dan kampanye politik. Dengan demikian, mereka dapat merasakan langsung dinamika politik lokal dan memahami kebutuhan masyarakat.

Pemilihan calon pemimpin seharusnya bukan hanya tentang memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Gen Z di Aceh perlu mengutamakan kepentingan bersama dan memilih calon yang memiliki komitmen untuk memajukan Aceh secara keseluruhan. Solidaritas dan kerjasama di antara Gen Z dapat menciptakan perubahan positif dalam dinamika politik Aceh.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Gen Z harus memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Pemilihan pemimpin bukanlah ajang pamer kehebatan, namun langkah strategis untuk mencapai kesejahteraan bersama. Calon pemimpin yang memiliki visi dan komitmen nyata terhadap kemajuan Aceh harus menjadi pilihan utama.

Menurut konsep khilafah, pemimpin yang terpilih dianggap sebagai pemegang amanah (amanuensis) yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi Gen-Z untuk memilih kandidat yang mampu menjalankan amanah dengan baik, bukan hanya yang populer atau lucu. Prinsip adil dalam Islam menjadi dasar bagi pembentukan kebijakan yang berkeadilan sosial. Gen-Z di Aceh perlu memilih pemimpin yang memiliki visi dan komitmen terhadap keadilan, memastikan hak-hak rakyat terlindungi dan terpenuhi. Tokoh-tokoh Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kepemimpinan. 

Gen-Z di Aceh dihimbau untuk memilih kandidat yang memiliki akhlak mulia, menghindari tergoda oleh citra lucu atau tren yang mungkin tidak mencerminkan integritas dan kebijaksanaan seorang pemimpin. Konsep ilm atau pengetahuan dalam Islam mendorong masyarakat untuk memilih pemimpin yang mempromosikan kemajuan pendidikan dan kebijakan sosial yang berorientasi pada kepentingan umum. 

Gen-Z harus memilih pemimpin yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dan prinsip shura (konsultasi) dalam Islam menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, Gen-Z di Aceh perlu memilih pemimpin yang mendorong keterlibatan publik dan konsultasi dalam pembuatan kebijakan.

Melalui pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai Syariah, Gen-Z di Aceh diharapkan dapat memilih pemimpin yang sesuai dengan prinsip. Dengan menghindari pengaruh lucu atau tren, generasi ini dapat memastikan bahwa pemilu 2024 akan menghasilkan pemimpin yang dapat membawa kesejahteraan dan kemajuan bagi Aceh.

Dalam menghadapi Pemilu 2024 di Aceh, Generasi Z perlu menyadari bahwa keputusan politik mereka memiliki dampak besar pada masa depan daerah mereka. Dengan memahami isu-isu lokal, menghindari pengaruh yang bersifat dangkal seperti tren dan lelucon di media sosial, serta berperan aktif dalam proses demokrasi, Gen Z dapat menjadi agen perubahan yang positif. Membangun pemahaman politik yang kokoh dan berfokus pada kepentingan bersama akan membantu Aceh menuju masa depan yang lebih baik. Pemilu 2024 bukanlah arena lelucon atau tren semata.

Generasi Z di Aceh memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk masa depan Aceh. Dengan menjauhi pengaruh dangkal, bersikap kritis terhadap informasi, dan fokus pada isu-isu substansial, Gen Z dapat menjadi kekuatan positif dalam membentuk peta politik Aceh yang lebih cerdas dan berdaya saing. Peringatan ini adalah panggilan kepada mereka untuk beraksi, memilih dengan bijak, dan menjadi bagian dari perubahan yang mereka inginkan.

“….jelang Pemilu 2024. Jangan terlena oleh gemerlap media, jangan terbuai oleh popularitas sesaat, pilihlah bijak. Jangan terpedaya oleh sorotan palsu, fakta dan visi yang benar. Hindari hiruk-piruk yang serba cepat. Bacalah manifesto, kenali calon dengan baik, pilihlah yang teguh dan punya ideal. Suara gen-Z sangat berarti. Maka, keluar sebentar dari zona fana untuk kemajuan. Ingat kita adalah Aceh. Tentukan arah bangsa dengan cerdas. Jangan ikut arus semata, jadilah peran penentu, bawa perubahan yang jelas.”

Penulis: Chaidir Ali, S.I.P (Department of Government Affairs and Administration, Jusuf Kalla School of Government)
Komentar

Tampilkan

Terkini