-->

Islam Menjamin Pemenuhan Fasilitas Umum Kepada Setiap Manusia

18 Februari, 2024, 11.40 WIB Last Updated 2024-02-18T04:40:16Z
KEBUTUHAN listrik menjadi program yang terus mendapat fokus perhatian dari pemerintah Kabupaten Kutai Timur bersama PLN untuk dipenuhi. Terkhusus di Kecamatan Kaliorang yang memiliki tujuh desa, lima di antaranya telah menikmati layanan 24 jam. 

"Kita di sini untuk layanan listrik mencapai 80 persen. Desa Bukit Harapan dan Citra Manunggal itu sudah 100 persen. Yang belum itu di Desa Bumi Sejahtera, kurang lebih tiga puluh rumah yang belum karena ini agak terpisah, sehingga baru tiangnya saat ini yang terpasang," ucap Camat Kaliorang Rusmono, Rabu (7/2).

Lanjut dia, saat ini PT PLN telah memasang tiang dan kabel listrik tegangan tinggi. Jadi, saat ini yang dibutuhkan bentangan kabel tegangan rendah.

"Desa Selangkau dan Kaliorang juga ada beberapa rumah yang belum dialiri listrik karena akses bentangan kabel yang jauh. Maka kami terus mendorong PLN agar segera dapat dilaksanakan," harapnya.

Rusmono menambahkan, untuk saluran listrik udara berada di simpang tiga Polsek Kaliorang, penyuplai listrik sebelumnya berada di PLTD Sangkulirang. (PROKAL.CO 9/2/24)

Kebutuhan listrik menjadi program yang terus mendapat fokus perhatian dari pemerintah Kabupaten Kutai Timur bersama PLN untuk dipenuhi. Terkhusus di Kecamatan Kaliorang yang memiliki tujuh desa, lima di antaranya telah menikmati layanan 24 jam. Untuk arah lain Sangkulirang sekitar 200 hingga 300 meter dari polsek, namanya Maloy letaknya di Kaliorang, itu juga menyuplai ke PT Kobexindo sisanya ke masyarakat.

Kebutuhan listrik seharusnya segera dipenuhi oleh negara karena itu merupakan kebutuhan pokok setiap warga negara. Fokus perhatian pemerintah ini harus segera direalisasikan, bukan hanya janji manis yang selalu di umbar ketika kampanye. Semua daerah harus dipenuhi kebutuhan listrik secara merata, meskipun di pelosok. 

Namun, fokus perhatian pemerintah dalam sistem Kapitalisme saat ini teralihkan dengan mengejar pembangunan infrastruktur lain,  bahkan infrastruktur tersebut tidak penting. 

Mirisnya ketimpangan infrastruktur ini terus menerus terjadi, dari Sabang sampai Marauke. Dorongan pembangunan fasilitas umum ini pun juga, biasanya dikarenakan karena adanya perusahaan tertentu yang menuntut/berkepentingan, serta menjadikan pertimbangan ekonomis untung rugi.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Jika saja, pengelolaan SDAE tidak dikuasai para kapital, maka listrik dengan biaya murah bahkan gratis akan terpenuhi bagi setiap daerah dan warga negara.

Listrik merupakan kebutuhan umum/ hak pokok umat dan negara berkewajiban memenuhinya, sebagaimana hadits Rasulullah SAW "Kaum muslimin bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam 3 hal : air, padang, dan api (HR. Abu Dawud).

Pengelolaan SDAE yang melimpah di negeri kita ini, wajib dikuasai negara karena islam menetapkan, Khalifah Pemimpin negara Islam, adalah satu-satunya pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengurusi urusan setiap warga negaranya, seperti peringatan Rasulullah SAW, "Imam (Khalifah) itu adalah Raa'in (pengurus rakyat) dan dia bertanggungjawab atas pengurusa  rakyatnya" (HR. Al-Bukhari).

Pengelolaan yang dilakukan negara bersifat mutlak, sedangkan perkara teknis, misal pembangunan fasilitas umum atau pun perawatan fasilitas umum maka egara boleh melakukan kerja sama dengan perusahaan tertentu bila negara belum memiliki kemampuan yang mumpuni.

Melimpahnya SDAE yang dikelola secara prinsip islam, akan memberikan pemasukan yang besar bagi Baitul Mal sehingga negara tidak perlu berhutang kepada negara lain ataupun pihak lain, serta bisa membuka lapangan pekerjaan yang besar bagi penduduknya dalam pembangunan fasilitas umum tersebut, semisal membangun pembangkit tenaga listrik, jalan-jalan diperkotaan maupun pelosok, fasilitas pengairan/sarana irigasi, sekolah-sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya.

Hal ini sangat mungkin bisa terjadi ketika negara menerapkan cara pandang islam politik dalam setiap sendi nafas kehidupannya, mulai dari ekonomi, kebijakan/politik dalam negeri, pendidikan, kesehatan dan yang lainnya. 

Hal ini karena dorongan memenuhi perintah Allah SWT untuk menjadikan islam politik dalam kehidupan kita "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam islam. Janganlan kalian mengikuti langkah-langkah syaithon. Sungguh syaithin itu musuh yang nyata bagi kalian". (Q.S Al-Baqarah ayat 208)

Wallahu'alam bisshowwab

Penulis: Lisa Oka Rina (Pemerhati Kebijakan Publik)
Komentar

Tampilkan

Terkini