ORGANISASI merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kalangan mahasiswa. Selain menjadi tempat belajar dalam perkuliahan ataupun akademik, universitas juga merupakan ruang bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri di luar perkuliahan. Salah satu cara terbaik untuk melakukanya adalah terlibat dalam organisasi internal maupun eksternal. Organisasi internal merupakan organisasi mahasiswa yang resmi dalam perguruan tinggi dan melekat pada identitas kampus, sedangkan organisasi eksternal merupakan organisasi mahasiswa yang tidak terikat dengan struktur dan sistem di internal kampus. Walaupun ada perbedaan terhadap internal dan eskternal, namun pada dasarnya kedua organisasi ini sangat berperan penting bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri dan ingin memperluas relasi.
Dalam organisasi, mahasiswa dapat belajar bekerja sama, mengasah kemampuan kepemimpinan, serta memperluas jaringan sosial. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi eskternal yang telah terbukti memberikan manfaat besar bagi kadernya, dan telah melahirkan para tokoh penting di Indonesia, serta berkontribusi positif dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia.
Manfaat Bergabung dalam Organisasi Mahasiswa
Bergabung dalam organisasi mahasiswa memiliki banyak manfaat secara personal maupun profesional. Di dalam organisasi mahasiswa diajarkan dalam mengembangkan soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan memimpin kelompok. Soft skills sangat penting dalam dunia kerja, di mana interaksi dan bekerja sama dengan orang lain menjadi salah satu cara menuju kunci kesuksesan. Dengan organisasi memberikan peluang bagi mahasiswa untuk tumbuh secara pribadi dan profesional. Organisasi tidak hanya mendukung akademik, tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi pemimpin yang tangguh dan profesional yang berkualitas di masa yang akan datang.
Melalui organisasi sudah banyak melahirkan tokoh pemimpin-pemimpin di Indonesia. Di antaranya adalah kader terbaik organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu Bapak Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden RI periode 2014-2019 yang pernah menjadi Ketua HMI Cabang Makassar pada tahun 1965-1966. Selain itu, masih banyak kader HMI lainnya yang sudah terbukti berhasil berkat peran manfaatnya dalam berorganisasi.
Oleh karena itu, seseorang dapat memperluas jaringan dan relasi dengan berkenalan dengan orang-orang baru dari latar belakang yang beragam akan membuka banyak peluang, baik dalam dunia akademik, profesional, maupun sosial. Hubungan ini bisa menjadi bekal penting dalam perjalanan karir masa depan. Lebih dari itu, pengalaman organisasi memberikan simulasi nyata dalam dunia kerja. Setiap tugas dan tanggung jawab dalam organisasi, baik dalam merencanakan acara atau memimpin proyek, mengajarkan keterampilan yang sangat relevan dengan apa yang akan dihadapi di dunia profesional nantinya.
Mengapa HMI adalah Pilihan Tepat?
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi yang masih aktif dan berkembang di univeristas-universitas di Indonesia, HMI didirikan oleh Lefran Pane pada tahun 1947. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki sejarah panjang sebagai organisasi yang tidak hanya fokus pada pengembangan intelektual kadernya, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan sosial dan politik Indonesia. HMI berkomitmen untuk mencetak kader-kader yang berintegritas tinggi, memiliki wawasan kebangsaan yang luas, dan berpijak pada nilai-nilai Islam.
HMI menggabungkan nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Organisasi ini mendorong kadernya untuk memahami Islam sebagai landasan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam dan mendorong semangat kebangsaan sebagai warga negara yang berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Hal ini membuat HMI unik karena mampu menyatukan spiritualitas dengan tanggung jawab sosial dan nasionalisme.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Banyak alumni HMI yang telah menjadi tokoh-tokoh penting dalam politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Di antaranya adalah:
• Kuntowijoyo (Sejarawan UGM)
• Anies Baswedan (Tokoh bangsa yang pernah menjadi kader HMI)
• Mahfud MD (Tokoh bangsa yang pernah menjadi kader HMI)
• Komaruddin Hidayat (Mantan Rektor UIN Jakarta)
• Nurcholish Madjid (Tokoh bangsa yang juga dikenal sebagai Cak Nur)
Mereka memberikan contoh nyata bagaimana peran organisasi seperti HMI dapat menjadi wadah untuk mencetak pemimpin masa depan.
Cara Mahasiswa Berkontribusi Melalui HMI
Salah satu langkah awal untuk menjadi kader HMI adalah Latihan Kader 1 (LK 1). Persyaratan utama untuk mengikuti LK 1 adalah beragama Islam dan tercatat sebagai mahasiswa, mengikuti masa perkenalan calon anggota (Maperca), mengikuti screening, dan lolos menjadi peserta latihan kader (LK) 1.
Program HMI adalah pelatihan kepemimpinan, seminar, atau diskusi intelektual. Program-program ini memberikan kesempatan bagi kader HMI untuk memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai isu sosial, politik, dan agama, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Selain itu, HMI memberikan ruang bagi kadernya untuk mengembangkan potensi kepemimpinan. Dalam organisasi ini, mahasiswa dapat diberi kesempatan memimpin proyek atau tim, yang akan mengasah kemampuan pengorganisasian dan kepemimpinan mereka. HMI juga memiliki berbagai program pengabdian masyarakat, di mana anggotanya dapat langsung berinteraksi dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Kegiatan seperti bakti sosial, pendidikan, dan pengembangan masyarakat menjadi salah satu cara nyata bagi mahasiswa untuk merasakan dan memahami peran sosial mereka.
Tantangan dan Solusi dalam Berorganisasi
Tantangan merupakan hal yang mutlak dalam berorganisasi. Salah satu tantangan utama bagi mahasiswa adalah manajemen waktu, banyak mahasiswa merasa kesulitan membagi waktu antara kuliah, kegiatan organisasi, dan kehidupan pribadi. Solusinya adalah dengan cara mengembangkan kemampuan manajemen waktu yang baik. Dengan jadwal yang teratur dan disiplin, mahasiswa dapat mengatur waktu mereka dengan lebih efektif.
Ada pandangan yang sering kali muncul di kalangan mahasiswa, bahwa terlibat dalam organisasi dapat mengganggu fokus perkuliahan. Banyak yang khawatir waktu yang dihabiskan untuk kegiatan organisasi akan mengorbankan prestasi akademik mereka. Namun, anggapan ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Faktanya, organisasi bukanlah penghambat perkuliahan, justru sebaliknya, organisasi bisa menjadi pendukung kesuksesan akademik dan pengembangan diri yang lebih menyeluruh. Dalam organisasi, mahasiswa belajar keterampilan yang sangat berharga, seperti menajemen waktu, kepemimpinan, kerja sama, dan komunikasi.
Semua keterampilan ini sangat berguna dalam menghadapi tantangan akademik. Selain itu, Mahasiswa yang aktif dalam organisasi cenderung lebih disiplin dan teratur dalam membagi waktu antara tugas kuliah dan kegiatan organisasi. Mereka terbiasa menyusun prioritas dan bekerja dengan lebih efisien.
Oleh karena itu, pandangan bahwa organisasi adalah penghambat perkuliahan perlu diluruskan. Dengan manajemen waktu yang baik dan komitmen untuk tetap fokus pada tujuan akademik, organisasi justru bisa menjadi sarana penting untuk mendukung perkembangan intelektual dan keterampilan mahasiswa. Berorganisasi bukan sekadar aktivitas sampingan, melainkan sebuah pengalaman yang memperkaya perjalanan kuliah dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata di masa depan.
Melalui organisasi seperti HMI, mahasiswa tidak hanya belajar untuk menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Nilai-nilai Islam dan kebangsaan yang diusung HMI menjadikannya wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka, baik secara spiritual maupun intelektual.
Oleh karena itu, bergabung dengan HMI adalah pilihan yang tepat bagi mahasiswa yang ingin berperan lebih dalam masyarakat dan masa depan bangsa. Mari bergabung dengan HMI dan bersama-sama kita bangun masa depan yang lebih baik!
Penulis: Bayu Setiawan (Kader HmI Komisariat Adab Dan Humaniora UIN Ar Raniry Banda Aceh)