-->

SCORP CIMSA FK USK Adakan SIGAP dalam Upaya Mengurangi Resiko Bencana Gempa dan Tsunami

30 Mei, 2025, 08.32 WIB Last Updated 2025-05-30T01:32:39Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) adalah salah satu fakultas unggulan di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Sebagai institusi pendidikan kedokteran, FK USK juga memiliki berbagai organisasi mahasiswa yang mendukung pengembangan akademik dan profesional mahasiswa, salah satunya adalah CIMSA (Center for Indonesian Medical Student Activities).

CIMSA (Center for Indonesian Medical Activities) adalah organisasi yang bersifat nasionalis, independen, non-politik, inklusif, dan non-partisan yang mewadahi mahasiswa kedokteran Indonesia dalam memberikan dampak besar terhadap kesehatan nasional melalui aktivitas berbasis data dan komunitas. Organisasi ini memiliki enam standing committee, salah satu diantaranya adalah SCORP (Standing Committee on Human Rights and Peace).

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, non-alam, maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menanggapi hal tersebut, SCORP CIMSA FK USK mengadakan SIGAP (Siaga Gempa Bumi dan Tsunami). SIGAP diselenggarakan dalam 5 tahap, yaitu Pre-Activity Training pada tanggal 16 Maret 2025, Intervensi 1 pada tanggal 22 Maret 2025, Intervensi 2 pada tanggal 1 Mei 2025, Intervensi 3 dan Evaluasi pada tanggal 24 Mei 2025. SIGAP 2025 diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan skill pemuda Desa Punge Jurong terkait manajemen dan pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami.

Community Development dilaksanakan di Gampong Punge Jurong, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Pada intervensi 1 SIGAP yang diikuti oleh 16 orang pemuda Punge Jurong itu mendapat edukasi langsung dari pihak BPBA (Badan Penanggulangan Bencana Aceh) tentang pengenalan dasar mitigasi bencana dan pemahaman dasar implementasi peta evakuasi dalam situasi darurat. Mereka juga diberi kesempatan untuk berdiskusi secara kelompok tentang bagaimana cara membuat peta evakuasi yang tepat.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Lalu, dilanjutkan dengan intervensi 2 SIGAP pada tanggal 1 Mei 2025 dengan tujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa kedokteran dan pemuda Desa Punge Jurong terkait tata cara penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami serta penggunaan bandage skill dan P3K.

Pemuda Punge Jurong mendapat edukasi langsung dari dr. Rika Zardini, CH CH.t tentang edukasi pertolongan pertama dan penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami, pada intervensi 2 ini juga diadakan Focus Group Disscussion mengenai cara penggunaan bandage skill dan P3K yang tepat kepada warga desa punge jurong.

Lalu yang terakhir dilanjutkan dengan intervensi 3 dan evaluasi SIGAP tanggal 24 Mei 2025. Tujuan intervensi ketiga bagi peserta adalah untuk memastikan peningkatan pemahaman dan keterampilan secara nyata melalui pengukuran hasil belajar, sekaligus memberikan kesempatan praktik langsung dalam bentuk simulasi bencana (disaster drill).

Lalu dilanjutkan dengan evaluasi yang diamati langsung oleh pihak FASTANA-TDMRC selaku fasilitator tangguh bencana dengan tujuan menguji kesiapan peserta dalam menghadapi situasi darurat gempa dan tsunami, serta menilai efektivitas pelatihan melalui peningkatan nilai post-test minimal 20% dari pre-test. Selain itu, kegiatan ini mendorong peserta untuk lebih percaya diri, sigap, dan mampu menerapkan pengetahuan serta keterampilannya secara aktif di lingkungan masyarakat.

Dengan adanya SIGAP 2025 diharapkan pemuda Desa Punge Jurong semakin sadar tentang pentingnya pemahaman tentang disaster management sebelum dan sesudah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami serta memahami cara membuat peta evakuasi bencana.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini