-->

Gubernur Aceh Kunjungi Gayo Lues, Warga Putri Betung Sampaikan Keluhan Terkait Plang Larangan TNGL

26 Juni, 2025, 10.21 WIB Last Updated 2025-06-26T03:21:22Z
LINTAS ATJEH | GAYO LUES - Gubernur Aceh Muzakir Manaf melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gayo Lues pada Rabu siang (25/06/2025) sekira pukul 14.24 WIB. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur disambut langsung Bupati Gayo Lues Suhaidi, S.Pd., M.Si., Wakil Bupati H. Maliki, SE., M.Ap., serta jajaran Forkopimda setibanya di Bandara Blangkejeren. 

Dari bandara, rombongan Gubernur bergerak menuju Pendopo Bupati untuk menghadiri jamuan makan siang sekaligus sesi dialog bersama jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan warga, khususnya dari Kecamatan Putri Betung. Hadir dalam pertemuan itu unsur Forkopimda Gayo Lues, antaranya Dandim 0113/Gayo Lues Letkol Inf. Agus Satrio Wibowo, S.I.P., Kapolres AKBP Hyrowo, S.I.K. Plh. Kajari Yusril Ardi, S.Kom S.H. M.Cio. Ketua PN Bob Rosman, S.H. Ketua Mahkamah Syariah Taufik Rahayu Syam, S.H. M.Si. dan Ketua MPU Tgk. Syahbudin.

Dalam dialog, warga Kecamatan Putri Betung menyampaikan kegelisahan mereka atas pemasangan plang larangan oleh Satgas Penanganan Kawasan Hutan (PKH) pada 14 Juni lalu di lima desa. Plang tersebut menetapkan desa mereka sebagai kawasan hutan lindung yang tidak lagi bisa diakses untuk bertani dan berkebun.

Bupati Suhaidi menyampaikan bahwa kondisi ini sangat meresahkan rakyat kecil yang hidup dari hasil berkebun. 

“Mereka bukan perusahaan sawit. Mereka adalah rakyat kecil yang hidup dari kebun coklat, durian, dan kemiri. Sudah turun-temurun tinggal di sana sejak sebelum kawasan TNGL ditetapkan,” tegas Bupati.

Bupati juga mengungkapkan bahwa isu ini telah disampaikan kepada Menteri Kehutanan saat kunjungan ke Aceh Tengah, dan dalam waktu dekat akan kembali dilaporkan kepada Ketua Satgas PKH.

“Kami harap pusat memahami bahwa kondisi di Gayo Lues tidak sama dengan wilayah lain,” tambah Bupati.

Salah satu tokoh masyarakat Putri Betung, Sarjana, turut menyampaikan keluhan dan berharap kepada Pemerintah Aceh agar menandai daerah kantong lahan (Enclave) dimaksud. 
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

“Kami bukan pendatang, bukan perusak lingkungan, jami hanya ingin hidup. Enclave saja untuk sekitar 400 hektare. Kalau digusur, kami panik, bingung. Mau tinggal di mana?” pungkas Sarjana.

Menanggapi itu, Gubernur Muzakir Manaf menegaskan akan membawa lansung aspirasi ini untuk kami perjuangkan ke Menteri Kehutanan.

"Kami akan perjuangkan agar masyarakat tetap bisa hidup layak tanpa harus tercerabut dari tanah kelahirannya,” ujar Gubernur.

Selain membahas soal TNGL, Bupati Suhaidi juga memohon dukungan Pemerintah Aceh untuk mendorong definitif 12 (dua belas) desa pemekaran yang sudah 20 tahun belum diresmikan. Ia juga menyampaikan bahwa Kementerian PUPR telah mengirimkan tim analisis Amdal untuk membuka akses jalan penghubung Gayo Lues–Aceh Tamiang via Lesten-Pulau Tiga.

Selepas dialog, sekitar pukul 15.25 WIB, Gubernur menuju rumah duka almarhum Jafar Ama Uwe, tokoh masyarakat dan Ketua Partai Aceh Gayo Lues, untuk melaksanakan takziah. Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan duka mendalam atas wafatnya sosok yang disebutnya sebagai pejuang dan panutan.

“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah beliau dan menempatkannya di tempat terbaik,” ucap Muzakir Manaf.

Acara takziah ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Tgk. Syahbudin. Rombongan kemudian kembali ke Bandara Blangkejeren dan bertolak menuju Aceh Tenggara pukul 16.28 WIB. Dijadwalkan, Gubernur akan menghadiri peringatan Hari Jadi Kabupaten Aceh Tenggara pada Kamis (26/06/2025) besok.
Kunjungan singkat ini menjadi momen penting bagi masyarakat Gayo Lues untuk menyuarakan aspirasi secara langsung kepada pucuk pimpinan Aceh, dalam harapan, dan dalam duka.[Is]
Komentar

Tampilkan

Terkini