-->

 



 


Kecewa dengan PT. Medco, Warga Bandar Baro Ambil Alih Sumur Minyak JR 50

27 Oktober, 2025, 21.17 WIB Last Updated 2025-10-27T14:17:54Z
LINTAS ATJEH | ACEH TIMUR - Merasa dibohongi oleh oknum humas terkait penyaluran uang tali asih dari Kontraktor KKS, masyarakat Desa Bandar Baro, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur melakukan aksi protes dengan "mengambil kembali" sumur/telaga JR - 50 yang berada di desa mereka, Sabtu (25/10/2025).

Aksi puluhan warga setempat disebabkan kekecewaan yang memuncak ketika mengetahui bahwa perusahaan telah menyalurkan uang tali asih 1 juta/kk di desa tetangga mereka, pada Kamis (23/10/2025). Padahal sebelumnya ketika sejumlah tokoh Desa Bandar Baro mengkonfirmasi mengenai kebijakan uang tali asih, Humas PT. Medco E&P Malaka membantah informasi tersebut.

Pj Keuchik Desa Bandar Baro, Rasyidin mengatakan ketimpangan sosial terlihat jelas, di satu sisi ada bagi-bagi uang kepada warga desa tetangga, di sisi lain warga Desa Bandar Baro sebagai desa ring satu dianaktirikan oleh PT. Medco.

"Padahal produksi mereka selama 7 tahun ini salah satunya dihasilkan dari sumur sumur kami, dari tanah kami, tetapi kami di bohongi. Jelas kami kecewa dan marah," ujar Rasyidin.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sementara Supridar, Ketua LSM Geurakan Rakyat Menggugat (GERAM) Aceh Timur, ketika diminta tanggapan menjelaskan, warga sekitar tambang saat ini ibarat penonton di rumahnya sendiri. Disamping persoalan uang tali asih, minimnya akses pekerjaan dan peluang berusaha pada proyek tambang BLOK A, semakin memperlebar kesenjangan sosial di sekitar tambang. 

Dikatakannya, program CSR dan  RIPPM yang dijanjikan kerap tidak sesuai dengan kebutuhan warga. Forum keuchik sbg wadah bermusyawarah hanya menjadi formalitas untuk melegitimasi proses rekrutmen naker lokal maupun program perusahaan lainnya. Forum tersebut bukan sebagai ruang dialog sejati antara warga terdampak dan pemegang modal.

"Ketika aspirasi masyarakat hanya dijadikan pelengkap dokumen, bukan sebagai dasar pengambilan kebijakan, maka ketimpangan sosial akan terus melebar pada Wilayah Kerja (BLOK) – A," ungkapnya. 

Supridar juga mengungkapan kekesalanya, karena sampai hari ini perusahaan medco tidak pernah berupaya melakukan pemberdayaan dan perbaikan ekonomi masyarakat.  Sejak keberadaan medco, belum ada terlihat perubahan ekonomi yang lebih baik terhadap kehidupan masyarakat Aceh Timur. 
"Semestinya Tim Kehumasan PT. Medco  saat ini mengikuti pola komunikasi manager relation and security sebelumnya. Dimana Rivian Pragitta acap berkomunikasi secara terbuka dengan warga di akar rumput, berupaya memperbaiki pola komunikasi dan merencanakan program-program CSR secara partisipatif," tutup Supridar kepada media ini,  Senin (27/10/2025).[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini