PENORMALAN listrik di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh pasca bencana banjir dan longsor hingga kini masih berjalan lamban. Akibatnya, pemadaman listrik telah berlangsung lebih dari dua minggu, yang berdampak serius terhadap kehidupan masyarakat, khususnya terganggunya akses jaringan internet.
Bencana banjir dan longsor yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan infrastruktur kelistrikan dan telekomunikasi. Tiang listrik tumbang, jaringan distribusi terputus, serta akses menuju lokasi perbaikan yang tertutup material longsor menjadi kendala utama. Namun, kondisi ini membuat masyarakat harus menanggung dampak berkepanjangan akibat tidak berfungsinya listrik dan jaringan internet secara normal.
Tidak menyalanya listrik dalam waktu lama ini menyebabkan pemancar sinyal dan perangkat jaringan internet tidak dapat beroperasi secara optimal. Akibatnya, kualitas sinyal menurun drastis, bahkan di sejumlah wilayah internet tidak dapat diakses sama sekali. Kondisi ini menyulitkan masyarakat dalam berkomunikasi, mengakses informasi, serta menjalankan aktivitas sehari-hari di era digital.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Dampak paling terasa terjadi di sektor pendidikan dan ekonomi. Siswa dan mahasiswa kesulitan mengikuti pembelajaran daring maupun mengakses materi akademik berbasis internet. Sementara itu, pelaku usaha kecil yang mengandalkan transaksi digital, promosi online, dan komunikasi dengan pelanggan mengalami penurunan pendapatan akibat terganggunya jaringan.
Selain itu, keterbatasan listrik dan internet juga menghambat akses masyarakat terhadap informasi darurat dan layanan publik. Sulitnya mengisi daya perangkat komunikasi serta lemahnya jaringan membuat warga kesulitan memperoleh informasi terkini terkait kondisi pasca bencana dan bantuan yang tersedia.
Melihat kondisi tersebut, diperlukan langkah cepat, transparan, dan terkoordinasi dari pihak terkait, khususnya PLN dan penyedia layanan telekomunikasi untuk segera mempercepat penormalan listrik dan jaringan internet. Listrik dan internet merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus menjadi prioritas utama dalam penanganan pascabencana.
Lambannya pemulihan layanan dasar ini harus menjadi evaluasi serius bagi pemerintah pusat dan instansi terkait agar penanganan bencana ke depan dapat dilakukan secara lebih responsif dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
Penulis: Rizqan Yulandika (Kader HMI Cabang Banda Aceh)


