ACEH
TENGGARA - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, meminta Bupati dan
Wakil Bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinim dan Bukhari untuk merawat keberagaman
di Aceh Tenggara. Daerah ini, kata Irwandi, harus dijadikan contoh kemajemukan
bermasyarakat dan beragama bagi seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia.
Aceh Tenggara adalah
daerah yang cukup majemuk, di mana masyarakat berlainan agama hidup damai
secara bersama. Keberagaman itu diminta untuk terus dirawat dan tentunya dengan
tetap konsisten menjalankan syariat Islam.
Islam bukanlah agama
barbar yang mengedepankan aksi anarkis. Pemeluk Islam adalah mereka yang dapat
hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Tidak ada satu ayat pun yang
mengajarkan pemeluk Islam menyakiti pemeluk agama lain, merusak tempat ibadah dan
menyebarkan kebencian.
"Keagungan Islam
dapat kita lihat dalam hukum perang Islam," kata Irwandi saat melantik
Bupati-Wakil Bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinim dan Bukhari di Kutacane, Senin 2 Oktober 2017.
Dalam peperangan, Islam
secara tegas melarang menyakiti anak-anak, perempuan, menebang pepohonan yang
bisa dijadikan bahan makanan oleh musuh, dilarang merusak rumah ibadah, dan
juga meracuni air minum. Semua poin itulah yang kemudian diadopsi dan
dimasukkan dalam Konvensi Jenewa.
"Perlu saya tekankan
itu, jangan terjadi (konflik agama) di Aceh," kata Irwandi. Kepada
penganut agama minoritas, Irwandi meminta untuk tidak provokatif. "Aceh
Tenggara adalah miniatur keberagaman di Indonesia."
Selain itu, Irwandi
mengajak seluruh masyarakat Aceh Tenggara untuk aktif menjaga lingkungan. Hal
itu karena kabupaten yang terkenal dengan Taman Nasional Gunung Leuser ini
rawan akan bencana longsor dan banjir bandang.
"Mari kita lebih
aktif menjaga lingkungan. Tidak kalah penting cegah perubahan hutan lindung
sehingga kerusakan TNGL dapat diatasi," kata Irwandi.
Irwandi menyebutkan,
dirinya kini begitu giat mencari investor ke berbagai negara agar mereka mau
berinvestasi di Aceh. Kenapa investor luar negeri? "Hanya mereka yang dari
luar negeri yang takut pergi ke Aceh." Berbagai pertanyaan yang menggugah
keyakinan menjadi keragu-raguan dari berbagai duta besar bahkan muncul saat ada
yang mengurus visa ke Aceh. "Ini penyakit. Sudah saatnya Aceh
bangkit."
Berbagai cara dilakukan
Irwandi. Misalnya dengan menggagas event internasional. Hal itu untuk
menyadarkan semua pihak bahwa Aceh adalah daerah yang aman untuk berinvestasi.
"Kalau ada ide, misal
arung jeram internasional atau ekspedisi Lauser, kita akan buat di Aceh
Tenggara," kata Irwandi. "Kalau Aceh tidak kita promosikan, kita akan
tertinggal terus."
Beberapa investor memang
telah berkomitmen untuk berinvestasi di Aceh. Salah satu investasi yang terus
diperjuangkan Gubernur Irwandi adalah di bidang energi. Hal itu karena Aceh
masih kekurangan energi dan masih bergantung pada Sumatera Utara.
Di Aceh Tenggara sendiri,
potensi hidro power di Sungai Alas juga dicoba untuk terus "dijual"
ke berbagai investor. Ada 266 Megawatt energi listrik yang bisa dikembangkan
dari sungai alas
"Saya yakin dalam
kepemimpinan saudara akan lahir Pembangkit Listrik Tenaga Air di sini,"
kata Irwandi.[Humas Aceh]