Lintasatjeh.com - "Boleh bermimpi, tapi jangan lupa kerja nyata karena dengan kerja nyata, mimpi menjadi realita". Ungkapan ini patut menggambarkan empat orang pemuda yang tergolong dalam komunitas aneh yakni Komunitas Vespa Rongsok (KVR). Keempat pemuda tersebut, Bandeng berasal dari Solo, Kipli dari Pasuruan, Untung dari Cikampek dan Jhon dari Pasuruan dengan bermodalkan tekad dan boleh dibilang nekad melakukan perjalanan dari Solo menuju Sabang Aceh dengan vespa butut (Tua_red) yang penuh sampah sejak tanggal 3 November 2013.
Dalam perjalanannya, keempat pemuda yang terhenti ketika melintas di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di gampong Sineubok Meuku, Kecamatan Idi Timur. Ternyata salah satu vespa yang dikendarai sedang mengalami trouble mesinnya. Disela-sela mereka memperbaiki vespa, Senin (14/04/2014), kepada Lintasatjeh.com mengatakan kalau keinginan mereka mengelilingi Sumatera terutama di titik "Nol Kilometer" Kota Sabang.
Katanya, mereka nekad mengendarai vespa butut berkeliling Sumatera karena sudah diijinkan orang tua dan itu merupakan hobby. Kami juga ingin menemui saudara-saudara kami di pulau Sumatera terutama komunitas Vespa rongsok.
"Ini sudah jadi hobby, selain mau mencari saudara sesama komunitas kami dalam perjalanan juga semau kita. Kalau pengin istirahat, kita berhenti," ujar Kipli.
Hal senada juga dikatakan Bandeng, dirinya dan temannya merasa bangga sebagai warga negara RI karena dengan berbekal tekad dan nekad akhirnya tercapai mimpi mengunjungi pulau paling barat Indonesia, pulau Sabang, Aceh.
"Ya, kami bangga karena belum tentu masyarakat Aceh khususnya apalagi rakyat Indonesia berkunjung ke Pulau Sabang Aceh bahkan mendapatkan sertifikat "Nol Kilometer tapi kami sudah disana," ujar Bandeng yang diaminkan ketiga rekannya sambil menunjukkan sertifikat mereka.
Katanya lagi, banyak suka dukanya selama melakukan perjalanan dari Solo hingga Sabang sejak bulan November 2013 lalu. Namun mereka kompak menjawab bahwa susah senang mereka tanggung bersama.
"Pokoknya susah senang kami rasa bersama," cetus Bandeng.
Mengakhiri pembicaraan, mereka mengatakan kalau akan melanjutkan perjalanan menuju Aceh Tamiang hingga perbatasan Sumatera namun mereka akan singgah di komunitas vespa di Kota Langsa dan Aceh Tamiang.
"Kami akan melanjutkan perjalanan ke perbatasan Sumatera, tapi kami juga akan singgah ke teman-teman komunitas vespa di Langsa dan Tamiang," pungkasnya.
Keberadaan mereka yang unik juga menjadi pusat perhatian pengguna jalan yang melintas untuk melihat secara dekat kendaraan yang mereka tumpangi. Bahkan para pengguna jalan, mengabadikan dengan camera selular mereka.[la/ar]
Dalam perjalanannya, keempat pemuda yang terhenti ketika melintas di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di gampong Sineubok Meuku, Kecamatan Idi Timur. Ternyata salah satu vespa yang dikendarai sedang mengalami trouble mesinnya. Disela-sela mereka memperbaiki vespa, Senin (14/04/2014), kepada Lintasatjeh.com mengatakan kalau keinginan mereka mengelilingi Sumatera terutama di titik "Nol Kilometer" Kota Sabang.
Katanya, mereka nekad mengendarai vespa butut berkeliling Sumatera karena sudah diijinkan orang tua dan itu merupakan hobby. Kami juga ingin menemui saudara-saudara kami di pulau Sumatera terutama komunitas Vespa rongsok.
"Ini sudah jadi hobby, selain mau mencari saudara sesama komunitas kami dalam perjalanan juga semau kita. Kalau pengin istirahat, kita berhenti," ujar Kipli.
Hal senada juga dikatakan Bandeng, dirinya dan temannya merasa bangga sebagai warga negara RI karena dengan berbekal tekad dan nekad akhirnya tercapai mimpi mengunjungi pulau paling barat Indonesia, pulau Sabang, Aceh.
"Ya, kami bangga karena belum tentu masyarakat Aceh khususnya apalagi rakyat Indonesia berkunjung ke Pulau Sabang Aceh bahkan mendapatkan sertifikat "Nol Kilometer tapi kami sudah disana," ujar Bandeng yang diaminkan ketiga rekannya sambil menunjukkan sertifikat mereka.
Katanya lagi, banyak suka dukanya selama melakukan perjalanan dari Solo hingga Sabang sejak bulan November 2013 lalu. Namun mereka kompak menjawab bahwa susah senang mereka tanggung bersama.
"Pokoknya susah senang kami rasa bersama," cetus Bandeng.
Mengakhiri pembicaraan, mereka mengatakan kalau akan melanjutkan perjalanan menuju Aceh Tamiang hingga perbatasan Sumatera namun mereka akan singgah di komunitas vespa di Kota Langsa dan Aceh Tamiang.
"Kami akan melanjutkan perjalanan ke perbatasan Sumatera, tapi kami juga akan singgah ke teman-teman komunitas vespa di Langsa dan Tamiang," pungkasnya.
Keberadaan mereka yang unik juga menjadi pusat perhatian pengguna jalan yang melintas untuk melihat secara dekat kendaraan yang mereka tumpangi. Bahkan para pengguna jalan, mengabadikan dengan camera selular mereka.[la/ar]

