Menghunjam Rasa
Oleh : Ari Muzakki
Seiring jarum jam berputar
Setiap detik hati berdetak
Setiap detik juga kurasakan hal yang sama
Sesuatu yang mengingatkan tentang rasa
Satu persatu terlintas dan menghunjam rasa
Seonggok asa masih tersimpan rapi
Tatkala secercah asa terungkap lewat hati
Sebentar lagi pasti renyah dan enak dinikmati
Tapi sang master kehidupan terus bertitah untuk menguji
Rasa itu selalu ada, manis, asin, hambar bahkan pahit sekalipun
Tak ayal rasa lain cukup intim di hati kita
Senang, Suka, Gembira, Susah, Duka, Sedih, bahkan mati rasa
Rasa itu menghunjam raga
Ditengah hiruk pikuk, canda tawa, sedu sedan sang penyandang nyawa
Rasa itu terus menghunjam jiwa
Datang merasuki pikiran, nafsu dan angkara murka keduniawian
Rasa itu ya rasa itu belum menghibur
Masih berkecamuk merebut syaraf sang tuan.
Rasa itu menghunjam mata hati
Ketika ujian silih berganti bahkan tak pernah henti terus merasuki diri
Rasa itu akan bersemayam dalam diri
Rasa itu harus dinikmati meski pahit dalam kenistaan.
Oleh : Ari Muzakki
Seiring jarum jam berputar
Setiap detik hati berdetak
Setiap detik juga kurasakan hal yang sama
Sesuatu yang mengingatkan tentang rasa
Satu persatu terlintas dan menghunjam rasa
Seonggok asa masih tersimpan rapi
Tatkala secercah asa terungkap lewat hati
Sebentar lagi pasti renyah dan enak dinikmati
Tapi sang master kehidupan terus bertitah untuk menguji
Rasa itu selalu ada, manis, asin, hambar bahkan pahit sekalipun
Tak ayal rasa lain cukup intim di hati kita
Senang, Suka, Gembira, Susah, Duka, Sedih, bahkan mati rasa
Rasa itu menghunjam raga
Ditengah hiruk pikuk, canda tawa, sedu sedan sang penyandang nyawa
Rasa itu terus menghunjam jiwa
Datang merasuki pikiran, nafsu dan angkara murka keduniawian
Rasa itu ya rasa itu belum menghibur
Masih berkecamuk merebut syaraf sang tuan.
Rasa itu menghunjam mata hati
Ketika ujian silih berganti bahkan tak pernah henti terus merasuki diri
Rasa itu akan bersemayam dalam diri
Rasa itu harus dinikmati meski pahit dalam kenistaan.