Lintasatjeh.com - Satu bulan tak digaji, ratusan buruh pemasangan kabel monitor pipanisasi gas milik PT. CPM, kembali membongkar kabel yang sudah ditanam di sekitar lokasi Gampong Paya Bili Dua, Kecamatan Bireun Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (16/4/2014) siang.
Kepada Lintasatjeh.com, Budiman selaku mandor pekerja perusahaan yang disubkontrakkan oleh PT. Karya Surya Tekhnik mengatakan sudah satu bulan mereka belum menerima pembayaran pekerjaan penanaman kabel.
"Kami belum menerima gaji, begitu juga uang makan," ucap Budiman kecewa.
Dia menyebutkan, jumlah pekerja sebanyak 160 orang, dan umumnya dari luar daerah. 12 orang dari pulau Jawa, sebagian dari Kabupaten Aceh Utara, Berandan, Langkat dan daerah lainnya.
"Sesuai kontrak diupah 10 ribu per meter. Sementara total yang belum dibayar sekitar 28 KM," ujarnya.
Tragisnya, salah satu pekerja yang biasa dipanggil Mbah Mizan, mengaku sudah 4 hari belum makan nasi karena tidak punya uang.
"Kami hanya mampu membeli mie instan untuk makan sehari-sehari," tuturnya memelas.
Berdasarkan keterangan pekerja, Umar merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap upah ratusan orang pekerja tersebut. Namun, yang bersangkutan tidak menjawab telepon dan SMS dari Lintasatjeh.com.
Edy Tansil, Humas PT. Karya Tekhnik saat dikonfirmasi melalui selularnya mengatakan pihak perusahaan sudah melunasi semua upah pekerja melalui Umar selaku pihak yang bertanggungjawab.
"Perusahaan saat ini sedang menunggu Umar, dia selaku penanggungjawabnya," jelasnya.[la/ar]
Kepada Lintasatjeh.com, Budiman selaku mandor pekerja perusahaan yang disubkontrakkan oleh PT. Karya Surya Tekhnik mengatakan sudah satu bulan mereka belum menerima pembayaran pekerjaan penanaman kabel.
"Kami belum menerima gaji, begitu juga uang makan," ucap Budiman kecewa.
Dia menyebutkan, jumlah pekerja sebanyak 160 orang, dan umumnya dari luar daerah. 12 orang dari pulau Jawa, sebagian dari Kabupaten Aceh Utara, Berandan, Langkat dan daerah lainnya.
"Sesuai kontrak diupah 10 ribu per meter. Sementara total yang belum dibayar sekitar 28 KM," ujarnya.
Tragisnya, salah satu pekerja yang biasa dipanggil Mbah Mizan, mengaku sudah 4 hari belum makan nasi karena tidak punya uang.
"Kami hanya mampu membeli mie instan untuk makan sehari-sehari," tuturnya memelas.
Berdasarkan keterangan pekerja, Umar merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap upah ratusan orang pekerja tersebut. Namun, yang bersangkutan tidak menjawab telepon dan SMS dari Lintasatjeh.com.
Edy Tansil, Humas PT. Karya Tekhnik saat dikonfirmasi melalui selularnya mengatakan pihak perusahaan sudah melunasi semua upah pekerja melalui Umar selaku pihak yang bertanggungjawab.
"Perusahaan saat ini sedang menunggu Umar, dia selaku penanggungjawabnya," jelasnya.[la/ar]