Lintasatjeh.com - Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 telah berakhir namun dalam perjalanannya banyak terjadi konflik kepentingan di Aceh, persaingan politik antara parpol tidak lagi terlihat dengan kacamata demokrasi.
Tetapi, hanya kepentingan serta ambisi yang diutamakan sehingga menimbulkan hal-hal yang seharusnya tidak terjadi. Apakah hal ini yang patut diperjuangkan?
"Kita seharusnya lebih dewasa dalam berpolitik, yang lebih mengutamakan kedamaian dan keamanan, bukan harus menambah serta menimbulkan konflik baru," demikian dikatakan Junaidi atau yang akrap disapa Ateng kepada Lintasatjeh.com, Selasa (6/5/2014) sore.
Junaidi merupakan salah satu caleg dari Partai Aceh daerah pemilihan 5 Nomor urut 1 yang diprediksi akan melaju ke kursi DPRK Aceh Timur Periode 2014-2019. Hal ini diperkuat hasil pleno rekapitulasi KIP Aceh Timur dengan mendapat dukungan masyarakat dan mengantongi perolehan sebanyak 2172 suara.
"Saya sangat puas dengan perolehan suara sebanyak 2172 suara. Ini semua berkat dukungan semua pihak, baik kader, simpatisan dan juga masyarakat yang telah memilih saya," katanya puas.
Kemudian, terkait dengan adanya kecurangan didalam politik. Menurut saya itu tidak fair, secara pribadi saya tidak sependapat dengan mereka yang melakukan berbagai kecurangan.
"Inikan demokrasi seharusnya kita bersaing secara sehat," ujar mantan kombatan GAM yang akrap disapa Ateng ini.
Selanjutnya pria yang memiliki jiwa sosial tinggi ini, juga akan bekerja keras sebagai wakil rakyat untuk memperjuangkan daerah dan masyarakat di dapil 5 khususnya dan Aceh Timur.
"Saya tidak akan pandang suku untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Selaku kader partai, saya mengajak seluruh komponen Partai Aceh untuk memajukan daerah Aceh dan meningkatkan perekonomian masyarakat pada umumnya, sebab ini adalah merupakan bagian dari visi dan misi Partai Aceh," imbau Junaidi.
Sedangkan menyangkut dengan implementasi MoU perdamaian antara RI dan GAM di Helsinki. Jujur, kita belum merasa puas sebab hanya sebagian masyarakat saja yang memahami butir-butir dan arti perdamaian itu. Kedepan harus disosialisasikan oleh lembaga terkait dan dengan adanya MoU Helsinki.
"Aceh tidak ada lagi kata "Merdeka" justru kita harus berjuang dan berusaha bagaimana menjaga perdamaian tersebut dan bagaimana kita dapat mensejahterakan masyarakat. Seperti saat ini masyarakat sangat menikmati perdamaian tidak mengharapkan timbulnya konflik lagi di Aceh," tegasnya.
Masih menurutnya, untuk dapat meningkatkan ekonomi masyarakat tentu kami akan melihat dari beberapa sisi dan kondisi daerah. Bila kondisi dan daerah yang memiliki sektor pertanian, perkebunan maka akan kita kembangkan sesuai dengan sektor yang ada, kalau di daerah pesisir sudah pasti kita akan tingkatkan melalui sektor nelayan.
Mengakhiri perbincangan, soal partai dalam menghadapi pilpres nanti, Junaidi mengungkapkan kita serahkan kepada pimpinan partai.
"Persoalannya ini untuk seluruh masyarakat di Negara Republik Indonesia, jadi ada partai yang menentukan nantinya," pungkas Ateng.[la/ar]