Lintasatjeh.com - Kondisi jembatan sebagai sarana penghubung daerah untuk mempermudah mengangkut hasil bumi seharusnya memenuhi kriteria dan standar kelayakan sebagaimana yang diharapkan masyarakat di era seperti sekarang ini.
Namun tidak demikian, kondisi dua jembatan yang terletak di sekitar desa Pondok Ketel dimana sebagai penghubung antara Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur dengan beberapa desa di kecamatan tersebut. Satu jembatan merupakan jalan induk menuju desa Alur Teh dan satu jembatan lagi menuju desa Paya Bili Dua.
Padahal kedua jembatan tersebut merupakan sarana lintasan truk pengangkut buah kelapa sawit milik perusahaan perkebunan seperti PTPN-I Kebun Baru, Kebun Tualang Sawit, PT. Mopoliraya, PT. Parasawita, namum pihak perkebunan baik swasta maupun BUMN tidak pernah memperhatikan kondisi kedua jembatan ini. Jembatan yang kedua, hanya berjarak sekitar 150 meter dari jembatan pertama kondisiny juga sangat memprihatinkan.
Amatan Lintasatjeh.com dilapangan, Jum'at (02/05/2014), terlihat kondisi kedua jembatan ini sangat memprihatinkan bahkan papan kayunya berserakan dan berlobang. Setiap pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati ketika melintasi kedua jembatan tersebut, bila tidak ingin terjatuh karena kondisi jembatan yang sudah rusak sangat parah.
Ayu salah satu guru SDN di Alur Teh, pada saat akan melintas jembatan tersebut terlihat tidak berani untuk menyeberangkan sepeda motornya sehingga menunggu orang lain untuk membantu menyeberangkan sepeda motornya.
"Mas tolong bantu saya menyeberangkan sepeda motor saya. Saya udah hampir 30 menit nunggu orang lewat," ungkap Ayu kepada Lintasatjeh.com saat hendak mengambil dokumentasi kondisi jembatan tersebut.
Mantan Geuchik Alur Gading Sa, ketika melintas juga memberikan keterangan bahwa seharusnya perusahaan yang memanfaatkan jembatan tersebut untuk mengangkut hasil produksi perkebunan selayaknya memperhatikan kondisi jembatan itu.
"Seharusnya PTPN-I, Mopoliraya, Parasawita, yang setiap hari melintas dan mengeluarkan hasil dari sini merekalah yang memperhatikan kedua jembatan ini, jangan hanya numpang lewat saja. Kalau begini kan yang susah kami juga masyarakat," ujar Amir kesal.
Masyarakat yang saat itu melintas juga meminta kepada para pihak terkait untuk segera memperbaiki kedua jembatan tersebut, selain untuk mencegah terjadinya kecelakaan juga untuk memperlancar aktivitas warga.[la/ar]
Namun tidak demikian, kondisi dua jembatan yang terletak di sekitar desa Pondok Ketel dimana sebagai penghubung antara Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur dengan beberapa desa di kecamatan tersebut. Satu jembatan merupakan jalan induk menuju desa Alur Teh dan satu jembatan lagi menuju desa Paya Bili Dua.
Padahal kedua jembatan tersebut merupakan sarana lintasan truk pengangkut buah kelapa sawit milik perusahaan perkebunan seperti PTPN-I Kebun Baru, Kebun Tualang Sawit, PT. Mopoliraya, PT. Parasawita, namum pihak perkebunan baik swasta maupun BUMN tidak pernah memperhatikan kondisi kedua jembatan ini. Jembatan yang kedua, hanya berjarak sekitar 150 meter dari jembatan pertama kondisiny juga sangat memprihatinkan.
Amatan Lintasatjeh.com dilapangan, Jum'at (02/05/2014), terlihat kondisi kedua jembatan ini sangat memprihatinkan bahkan papan kayunya berserakan dan berlobang. Setiap pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati ketika melintasi kedua jembatan tersebut, bila tidak ingin terjatuh karena kondisi jembatan yang sudah rusak sangat parah.
Ayu salah satu guru SDN di Alur Teh, pada saat akan melintas jembatan tersebut terlihat tidak berani untuk menyeberangkan sepeda motornya sehingga menunggu orang lain untuk membantu menyeberangkan sepeda motornya.
"Mas tolong bantu saya menyeberangkan sepeda motor saya. Saya udah hampir 30 menit nunggu orang lewat," ungkap Ayu kepada Lintasatjeh.com saat hendak mengambil dokumentasi kondisi jembatan tersebut.
Mantan Geuchik Alur Gading Sa, ketika melintas juga memberikan keterangan bahwa seharusnya perusahaan yang memanfaatkan jembatan tersebut untuk mengangkut hasil produksi perkebunan selayaknya memperhatikan kondisi jembatan itu.
"Seharusnya PTPN-I, Mopoliraya, Parasawita, yang setiap hari melintas dan mengeluarkan hasil dari sini merekalah yang memperhatikan kedua jembatan ini, jangan hanya numpang lewat saja. Kalau begini kan yang susah kami juga masyarakat," ujar Amir kesal.
Masyarakat yang saat itu melintas juga meminta kepada para pihak terkait untuk segera memperbaiki kedua jembatan tersebut, selain untuk mencegah terjadinya kecelakaan juga untuk memperlancar aktivitas warga.[la/ar]