-->

"Prabowo jual visi, Jokowi juga jualan program, masyarakat butuh yang mana?"

17 Juni, 2014, 09.58 WIB Last Updated 2014-06-17T02:58:54Z
Lintasatjeh.com - Ekonom Universitas Padjajaran Kodrat Wibowo mengatakan, masing-masing calon Presiden, baik Prabowo Subianto maupun Joko Widodo memiliki kelebihan.

"Capres pertama (Prabowo) begitu banyak punya konsep yang baik dengan sisi yang visioner ke depan. Pak Jokowi dan tim bicara memperbaiki sistem yang sudah ada. Artinya tidak ke konsep, tapi lebih banyak action dan program-program," katanya kepada wartawan di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (16/6/2014). 

Menurut Kodrat, kedua hal tersebut sama baiknya. Sehingga akhirnya semua tergantung kepada kebutuhan masyarakat. Namun dia mengingatkan, jika yang dipilih adalah yang berjualan visi, maka target-target tersebut tidak akan bisa dicapai dalam satu periode pemerintahan. 

"Masyarakat butuh yang mana? Kalau visi-misi enggak mungkin dong mengandalkan hanya 5 tahun sampai 9 lembar itu mencapai target. Kebanyakan sih kalau visi memang di atas 5 tahun," ujarnya. 

Sementara itu, jika sudah dalam bentuk program, seperti yang 'dijual' capres No.2, maka waktu pencapaiannya bisa jadi lebih singkat. Namun, dia memastikan keduanya sama baiknya. 

"Daya jual keduanya, masing-masing capres sangat kentara. Yang satu jualan visi, yang satu jualan program. Yang jualan visi Prabowo, yang jualan program, Jokowi," sebutnya. 

Sementara itu, ditanya manakah capres yang lebih realistis dalam hal ekonomi, Kodrat mengatakan, dari kacamata program, Jokowi adalah kandidat yang lebih realistis. "Tapi tanpa adanya visi yang lebih visioner, kita akan terperangkap dengan urusan rutin," katanya. 

Malah, menurutnya perubahan lebih kentara diusung oleh visi Prabowo. "Di sini poin Prabowo sangat kuat. Tapi memang tidak mudah merealisasikan visi-misi Prabowo dalam 5 tahun," ujarnya. 

Yang menarik, lanjut Kodrat, Prabowo menyebut visi ekonomi kerakyatannya sebagai jalan tengah. Nampaknya, kata Kodrat, Prabowo akan keluar dari paradigma lama, bahwa roda ekonomi kerakyatan hanya diputar oleh rakyat kecil, pemodal kecil. 

"Tapi jalan tengah ini apa ada upaya menempatkan posisi dari Prabowo dan timnya untuk mendekati kedua belah pihak, baik masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat menengah ke atas. Sangat strategis lah," ujarnya.

Sumber: Kompas
Komentar

Tampilkan

Terkini