-->








Jakarta Post Pernah Menyebut Prabowo Lee Kuan Ywe nya Indonesia

16 Juli, 2014, 15.02 WIB Last Updated 2016-10-24T16:38:53Z
Lintasatjeh.com - Calon presiden Prabowo Subianto secara terbuka mengungkapkan kekesalannya kepada harian Jakarta Post. Prabowo sampai menyebut "berengsek" di hadapan kalangan media asing saat jumpa pers di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).

Prabowo merasa bahwa Jakarta Post tidak netral dalam pilpres dan anti-dirinya. Prabowo juga merasa Jakarta Post selalu memberitakan yang tidak benar tentang dirinya. Ia yakin bahwa pernyataannya tidak akan dimuat dalam koran berbahasa Inggris itu.

Namun, ternyata Jakarta Post pernah memuat artikel yang memuji Prabowo. Pada 18 September 2013, Jakarta Post pernah memuat artikel Stanley A Weiss, seorang eksekutif pertambangan global pendiri Business Executives for National Security.

Dalam artikel yang berjudul "Prabowo could be Indonesia's Lee Kuan Yew" (Prabowo Bisa menjadi Lee Kuan Ywe nya Indonesia) ini, Stanley memuji misi Prabowo untuk memberantas korupsi yang menggurita di Indonesia.

Artikel ini dibuka dengan sejumlah contoh masifnya kasus korupsi yang melibatkan para pejabat di Indonesia. Artikel ini menyoroti tingkat korupsi di Indonesia yang bisa mengancam pertumbuhan ekonomi.

Ia mengutip pernyataan Prabowo bahwa jika Indonesia terus dibiarkan dengan level korupsi yang tinggi, bisa memicu chaos dan pemberontakan. Di antara calon presiden potensial saat itu, menurut dia, Prabowolah yang berbicara paling tegas tentang bahaya korupsi endemik dan meningkatnya intoleransi di Indonesia.

Prabowo juga orang yang dipercaya banyak pengamat menjadi harapan terbaik negara untuk mencegah korupsi dan ekstremisme Islam sebelum mengarah pada kekerasan. Dalam pembicaaran secara pribadi dengan duta besar negara barat dan para pemimpin bisnis, Stanley menyatakan, Prabowo bahkan disebut sebagai Lee Kuan Yew versi Indonesia.

Lee Kuan Yew adalah mantan Perdana Menteri Singapura yang berhasil membawa negaranya dari kondisi korupsi buruk pada 1950-an, menjadi salah satu negara dengan korupsi paling minim di dunia.[Kompas]
Komentar

Tampilkan

Terkini