JAKARTA - Tweeps mengapresiasi keputusan Jokowi-JK mempertahankan postur 34 kementerian pada pemerintahannya. Tweeps menilai, postur kabinet Jokowi-JK proporsional, nggak kurus tapi nggak ramping pula.
Di Twitter, account @ali.chumaedi menilai, keputusan Jokowi-JK mempertahankan 34 kementerian dengan porsi 16 orang kementerian akan diisi dari kalangan partai politik, tepat. “Sudah betul itu pak,” dukungnya.
Account @maspandujati menyambut positif, keputusan Jokowi membentuk struktur kabinet berjumlah 34. “Biar tetap proposional dan dinamis,” kicaunya.
Account @Octario menilai, keputusan Jokowi-JK sebagai bentuk penghargaan terhadap pemerintahan SBY-Boediono.
“Salut Pak Jokowi menghormati pendahulunya,” kicaunya.
Account @I_Rieginal bilang, menambah jumlah kementerian lebih mudah ketimbang mengurangi.
“Kalau dikurangi PNS eselon satu dan Dirjen mau dibuang kemana? Kalau dilebur yang ada berantem,” kicaunya.
Account @Affandi memuji langkah Jokowi yang lebih banyak mengambil kalangan profesional di kabinetnya. “18 kementerian untuk profesional menunjukkan Jokowi- JK mendengarkan aspirasi masyarakat,” pujinya.
Account @LittaLiania berpendapat, postur 34 kementerian tidak terlalu gemuk untuk negara Indonesia yang penduduknya mencapai 24 juta jiwa.
“Kabinet Jokowi-JK proporsional, nggak gemuk nggak juga ramping, hehe,” guyonnya.
Account @kentung menimpali, postur kabinet Jokowi-JK yang proporsional akan bergerak lincah. “Semoga kabinetnya gesit dan lincah bekerja demi rakyat,” timpalnya.
Account @Ekomulyanto berharap, program-program pemerintahan SBY-Boediono dilanjutkan oleh pemerintahan Jokowi-JK.
“Lanjutkan saja yang sudah ada pak, tak perlu gonta-ganti program baru,” katanya.
Acccount @AstiAndina berharap, program-program yang dijalankan pemerintah baru akan berjalan lancar dan menguntungkan rakyat.
“Kabinet baru nanti ini diharapkanbisa benar-benar merakyat,” harapnya.
Account @dwi1 mendoakan, Jokowi akan membawa Indonesia lebih baik dari sebelumnya.
“Semoga Jokowi bisa menjaga amanah rakyat, untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) memilih untuk mempertahankan jumlah kementrian sebanyak 34, sama seperti di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan alasan ingin dapat segera fokus bekerja setelah dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Jokowi mengatakan, apabila jumlah kementerian dipangkas, maka pihaknya akan sibuk untuk mengurus kepindahan para pegawai dari kementerian yang dihapus.
“Kalau jumlah kementerian dipangkas, sampai hari kedua kita nggak akan kerja karena sibuk ngurusi orang pindah, ngurusin demo karena kementerian hilang,” ujarnya.
Bekas Walikota Kota Solo tersebut belajar dari masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) di mana saat itu terdapat dua kementerian, yaitu Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, yang hilang dan butuh waktu selama dua tahun untuk membereskan kepindahan para pegawai.
Jokowi pun menilai, pemangkasan jumlah kementerian dalam rangka efisiensi tidak akan berhasil karena yang dipangkas hanyalah jumlah menterinya saja.
“Staf-staf nanti kan ditarik ke kementerian lain, apa efisiensinya? Yang namanya efisiensi itu dari atas ke bawah sehingga terjadi pengurangan biaya aparatur,” lanjutnya.
Jokowi tak ambil pusing dengan adanya pihak yang menyayangkan keputusannya untuk mempertahankan postur 34 kementerian dalam pemerintahannya lima tahun ke depan.
“Yang paling penting bagaimana kabinet ini kuat dan semuanya harus bekerja,” tandasnya.
Seperti diketahui, Jokowi mengumumkan struktur kabinet pemerintahannya di Kantor Transisi, Senin (15/9). Jumlah kementeriannya sama seperti di era Presiden SBY, yaitu 34 kementrian. Sebanyak 18 posisi akan diisi dari kalangan profesional, sedangkan 16 posisi diisi oleh profesional dari parpol. (rmol)