LHOKSEUMAWE – Perjanjian damai antara RI-GAM hampir menginjak 10
tahun, namun sampai hari ini implementasi butir-butir MoU Helsinki belum
dirasakan oleh rakyat Aceh. Demikian diungkapkan Ketua Komite Peralihan Aceh
dan Partai Aceh (KPA/PA) Wilayah Pasee, Tgk Zulkarnaini, pada Coffe Morning
dengan insan pers di Restoran Lido Graha Hotel, Kota Lhokseumawe, Kamis (29/1).
Berbicara
MoU Helsinki, merupakan tanggungjawab seluruh masyarakat Aceh dan pihaknya
telah jenuh menanti implementasi MoU Helsinki yang tak kunjung terealisasi.
Meskipun MoU telah berjalan, namun isi ataupun butir-butir MoU belum dapat
dinikmati oleh masyarakat.
“Masyarakat
sampai hari ini masih menanti, kami khawatir jika persoalan MoU ini diperlambat
maka akan menimbulkan efek yang negative bagi Aceh,” tandas Tgk Ni.
MoU
adalah tanggungjawab kita semua dan juga wartawan, tambah Tgk Zulkarnaini
menegaskan, dan diharapkan kepada semua masyarakat yang ada di Aceh untuk turut
memberi sokongan kepada pimpinan GAM dalam hal ini pemerintah Aceh agar
mendesak pemerintah pusat untuk mengimplementasikan butir-butir MoU.
“Dulu
SBY pernah berjanji untuk mengimplentasikan MoU tapi dia berdusta. Dan saat ini
kita akan mendesak Presiden yang baru untuk merealisasikan MoU Helsinki. Dan
wartawan diminta untuk memberi informasi ke dunia apa yang telah dihadapi oleh
Aceh, terutama persoalan MoU Helsinki,” katanya.
Meskipun
saat ini pemerintah pusat tengah disibukkan dengan persoalan antara KPK dan
Polri, namun KPA/PA Pasee mengharapkan jangan sampai melupakan Aceh. [01]