-->








Kemerdekaan Palestina Butuh Perhatian Pemimpin Asia-Afrika

20 April, 2015, 15.07 WIB Last Updated 2015-04-20T08:08:17Z
BANDUNG - Enam puluh tahun lalu ketika negara-negara Asia Afrika berkumpul di Bandung, Indonesia, untuk mengusung ide besar yang mengubah tatanan dunia dengan satu seruan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, Palestina hadir di kota kembang itu.

Enam puluh tahun berlalu dan kala masing-masing negara yang turut membahas Dasasila Bandung bergerak maju, Palestina seakan diam di tempat apabila tidak bisa dikatakan mundur. Bagi rakyat Palestina, kemerdekaan belum beranjak dari harapan dan mimpi, yang seakan terkesan makin pelik dari waktu ke waktu.

Selaras dengan cita-cita besar para pendahulu bahwa setiap manusia terlahir merdeka maka tidak selayaknya juga rakyat Palestina masih mempertanyakan bumi tempat mereka dipijak kala seluruh dunia telah sepakat jika penjajahan adalah suatu hal yang tercela.

Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika menjadikan isu kemerdekaan Palestina sebagai salah satu agenda utama yang membutuhkan perhatian para pemimpin Asia Afrika.

Pemerintah Indonesia bahkan optimistis jika kemerdekaan Palestina bisa diakui oleh seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia Afrika setelah isu tersebut dibahas dalam agenda utama peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April.

"Saya yakin kemerdekaan Palestina akan diterima nanti. Jika negara-negara Asia Afrika sudah mengakuinya, tentunya akan menjadi pendorong bagi negara lain untuk memberi pengakuan," kata Direktur Kerja sama Teknik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah

Siti yang ditemui usai diskusi diplomatik bertema ?Strengthening South South Cooperation to promote World Peace and Prosperity? yakin jika pengakuan kemedekaan Palestina ini bisa terealisasi dengan berkaca pada pertemuan Kemitraan Baru Asia Afrika (NAASP) 2008. [Republika]
Komentar

Tampilkan

Terkini