-->








Masa Kejayaan Kerajaan Aceh (1607-1636 M)

21 Mei, 2023, 19.31 WIB Last Updated 2023-05-21T12:32:01Z

Ilustrasi perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1736 M) (Kemdikbud)

LINTAS ATJEH.COM - Kerajaan Aceh adalah Kerajaan Islam di Pulau Sumatera. Pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat pada tahun 1496 M. 

Letak Kerajaan Aceh di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat dengan jalur perdagangan internasional pada masa itu. Ibu kota Kerajaan Aceh berada di Kutaraja atau Banda Aceh (sekarang). 

Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). 

Pada masa kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang sebagai sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Potugis di Malaka. 

Kejayaan Kerajaan Aceh juga didukung dengan letak kerajaan yang strategis di jalur perdagangan internasional pada masa itu. 

Sejarah Kerajaan Aceh Kerajaan Aceh berdiri pada saat kekuatan barat telah tiba di Malaka.

Kondisi tersebut mendorong Sultan Ali Mughayat Syah untuk menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah Kerajaan Aceh. 

Sultan Ali Mughayat Syah membentuk angkatan darat dan laut yang kuat untuk membangun kerajaan yang kokoh dan besar. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Untuk melengkapi kekuasaannya, Sultan Ali Mughayat Syah membangun dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh. Adapun isinya adalah sebagai berikut:

• Mencukupi kebutuhan sendiri agar tidak tergantung pada pihak luar. 

• Membangun persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara. 

• Memiliki sikap waspada terhadap bangsa barat. Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar. 

• Menjalankan dakwah Islam ke seluruh wilayah nusantara. 

Masa Kejayaan Kerajaan Aceh Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat sampai puncak kejayaan setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta. 

Pada kekuasaan Sultan Iskandar Muda, Aceh berkembang menjadi kerajaan besar dan menguasai perdagangan. 

Kerajaan Aceh juga menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di barat. 

Sultan Iskandar Muda melanjutkan perjuangan Aceh dengan melakukan penyerangan terhadap Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. 

Tujuannya tidak lain adalah supaya dapat menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai wilayah-wilayah penghasil lada. 

Kerajaan Aceh pada masa kejayaannya juga memiliki wilayah yang luas, yang terdiri dari Aru, Kedah, Pahang, Perlak, dan Indragiri.

Berikut ini adalah sultan dan sultanah yang pernah menjadi raja di Kerajaan Aceh:

Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) 

Sultan Salahudin (1528-1537 M) 

Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) 

Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M) 

Sultan Muda (1575 M) 

Sultan Sri Alam (1575-1576 M)

Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M) 

Sultan Ala' al-Din Mansur Syah (1577-1589 M) 

Sultan Buyong (1589-1596 M) 

Sultan Ala' al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M) 

Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M) 

Sultan Iskandar Muda (1607-1636) 

Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M) 

Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M) 

Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M) 

Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)

Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M) 

Sultan Badr al-Alam Syarif Hasyim Jamal al-Din (1699-1702 M)

Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M) 

Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M) 

Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)

Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M) 

Sultan Ala' al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M) 

Sultan Ala' al-Din Johan Syah (1735-1760 M)

Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M) 

Sultan Badr al-Din (1781-1785 M) 

Sultan Sulaiman Syah (1785-...) 

Alauddin Muhammad Daud Syah 

Sultan Ala' al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M) 

Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M) 

Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M) 

Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M) 

Sultan Mansur Syah (1857-1870 M) 

Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M) 

Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M).[Kompas.com]







Komentar

Tampilkan

Terkini