-->








Megawati Masih Pantas jadi Ketum PDIP

08 April, 2015, 20.47 WIB Last Updated 2015-04-08T13:48:22Z
JAKARTA - Megawati Soekarnoputri masih pantas menduduki kursi Ketua Umum PDI Perjuangan. Presiden RI kelima itu juga dirasa masih mumpuni menjabat sebagai ketum di partai banteng gembrot hingga tahun 2020 mendatang.

Ketua Koordinator Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Ari Setiadi mengatakan sosok lain seperti Presiden Joko Widodo masih belum cocok menempati kursi tertinggi di PDIP.

Bukan tanpa sebab. Pasalnya, apabila partai itu dipegang Jokowi, yang akan terjadi malah penurunan. Apalagi, jelas Budi, posisi mantan Gubernur DKI itu sekarang adalah presiden RI.

"Kalau jokowi pegang partai berarti terjadi penurunan, sebab pencapaian dalam tertinggi dalam politik adalah menjadi presiden," terang Budi dalam sebuah diskusi yang berlangsung di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/4).

Alasa lainnya, Megawati masih diyakini oleh akar rumput PDIP sebagai sosok yang tepat untuk memegang kursi ketum. Nah, Jokowi juga dirasa menyadari betul hal tersebut.

"Tak mungkin jokowi mau menciptakan konflik internal di arus bawah PDIP," tandas Budi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi mengatakan, peningkatan suara PDIP pada pilpres 2014 lalu bukan sepenuhnya merupakan usaha partai. Pengaruh Jokowi juga dirasa menjadi tonggak kuat dalam proses peningkatan suara tersebut.

"Kenaikan 18 prersen itu dari jokowi. Enggak mungkin partai tanpa dukungan rakyat, enggak ada yang dukung. Pilpres itu dipilih secara langsung oleh rakyat, walaupun dia dicalonkan partai. Tapi yang menjadikan dia adalah rakyat bukan partai," demikian Nasbi dalam diskusi yang sama.

Seperti diketahui, sebelum Kongres PDIP yang berlangsung 9-12 April di Bali menguat wacana bahwa posisi Megawati Soekarnoputri bakal digeser. Salah satu orang yang disebut bakal menggantikan adalah Presiden RI, Joko Widodo.

Namun, hal itu dipastikan kandas. Sebab, Kongres keempat PDIP disebut akan menjadi panggung untuk mengukuhkan Megawati kembali menjadi Ketum periode 2015-2020 mendatang. [rmol]
Komentar

Tampilkan

Terkini