-->








KASAD: Pemberontak, Menyerah Atau Binasa!

08 April, 2015, 18.08 WIB Last Updated 2015-04-08T13:50:28Z
JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, TNI akan selalu sigap dalam merespons aksi penanggulangan kelompok terorisme. Buktinya, kata dia, tidak pernah ada kelompok yang berjaya dan berkuasa selama ini di Indonesia.

"Saya ingatkan, tidak ada pemberontak negeri ini yang berhasil. Mereka selalu bisa ditumpas. Kalau ada pemberontakan di Indonesia, kalau tidak menyerah, ya pasti binasa," ujar Gatot di Kompleks Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (8/4/2015).

Gatot mengatakan, TNI, khususnya tim pasukan khusus seperti Kopassus, turut melaksanakan operasi penumpasan kelompok radikal bersenjata. Meski demikian, ia mengakui bahwa pergerakan pasukannya harus jauh dari ekspos media massa demi efektivitas dan kerahasiaan tugas personel.

"Dalam operasi pasukan khusus, tidak semua rangkaian operasi bisa diekspos ke media. Tetapi, silakan analisis sendiri bahwa ya tadi itu, tidak pernah ada aksi pemberontak berhasil di negeri ini," ujar Gatot.

Ia membenarkan bahwa latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI merupakan salah satu bentuk operasi penangkalan kelompok radikal bersenjata. Namun, ia tak mau menjawab saat ditanya apakah ada pelaku kelompok radikal bersenjata yang berhasil ditangkap.

"Yang jelas, kalau latihan PPRC-nya sangat sukses, berhasil. Semua skenario yang ada berjalan baik dan yang penting, zero accident," ujar Gatot.

Sebelumnya, sebanyak 3.222 personel TNI dari tiga matra diberangkatkan ke Poso, Sulawesi Tengah, sejak awal Maret 2015 lalu. Awalnya, pemberangkatan itu adalah untuk latihan PPRC TNI. Belakangan, keberadaan TNI di sana disebut untuk menangkap Santoso.

Saat meninjau latihan PPRC TNI, Selasa (31/3/2015) lalu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menugaskan 700 personel yang tengah latihan itu untuk melanjutkan pengejaran terhadap pelaku teroris kelompok Santoso.

"Saya sudah lapor kepada Presiden untuk kalau diperlukan ada pasukan yang ditinggal di sini untuk melanjutkan kegiatan operasi pengamanan bersama-sama dengan Polri dan Presiden menyetujui itu," kata Moeldoko. [Kompas]
Komentar

Tampilkan

Terkini