-->








Pancasila Dikepung Dua Macam Fundamentalisme

04 April, 2015, 19.11 WIB Last Updated 2015-04-04T12:11:58Z
JAKARTA - Tantangan kebangsaan Indonesia saat ini begitu berat. Ancaman terhadap kebangsaan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, sekarang ini sudah betul-betul nyata ada di depan mata.

"Pancasila dikepung oleh dua kekuatan ideologi besar yang membawa  berbagai macam kepentingan," kata Ketua Badan Sosialisasi MPR, Ahmad Basarah, saat menjadi narasumber dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode outbound di hotel Singgasana, Surabaya, Jumat malam (3/4).

Dua kekuatan besar yang mengepung Pancasila, menurut Basarah, adalah fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama. Dalam kondisi seperti ini sebagian masyarakat  mulai kehilangan jati diri, sehingga mulai ada yang melirik ideologi alternatif.

"Survei Setara Institute, beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa 60 persen siswa SLTP dan SLTA di Jakarta setuju Pancasila diganti dengan ideologi lain.  Ini luar biasa. Kenapa ini bisa terjadi?" ungkap Basarah.

Menurut Basarah, penyebabnya antara lain karena Pancasila di era Orde Baru dianggap sebagai tameng kekuasaan. Pancasila juga dianggap melakukan pembiaran terjadinya kekuasaan otoriter di era Orde Baru tersebut.

Perlakuan tehadap Pancasila di zaman Orde Baru tersebut mengakibatkan, setelah pemerintah pemerintah Orde Baru jatuh, maka lambat laun Pancasila mulai ditinggalkan. Para pejabat tidak berani lagi bicara tentang Pancasila. Dan, lebih parah  lagi, Pancasila dicabut dari mata pelajaran pokok di sekolah.

Oleh karena itu, katanya, sosialisasi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika  menjadi penting. Dan tentu saja sosialisasi seperti ini bukan untuk seremonial semata.

"MPR yang melaksanakan kegiatan sosialisiasi ini betul-betul untuk membentuk calon pemimpin bangsa," demikian Basarah. [rmol]
Komentar

Tampilkan

Terkini