-->








Biksu Ashin Wirathu Benci terhadap Al Qur'an

27 Mei, 2015, 23.23 WIB Last Updated 2015-05-27T16:24:05Z
Biksu Ashin Wirathu (tengah). IST
JAKARTA - "Saya membaca Alquran," kata Biksu Myanmar Ashin Wirathu, matanya menyipit. "Terus terang, saya tidak menemukan sesuatu yang aku suka."

Pernyataan Ashin ini dilansir latimes.com yang terbit pada Minggu (24/5/2015) dan mengundang berbagai reaksi dunia internasional.

Menyusul berbagai reaksi dunia internasional sebelumnya berdatangan atas terjadinya pembantaian oleh Ashin terhadap umat muslim Rohingya di Myanmar.

Salah-satunya dari NU (Nahdlatul Ulama) Indonesia.

Namun, masih dalam berita bertajuk Monk dubbed 'Buddhist Bin Laden' targets Myanmar's persecuted Muslims, Ashin Wirathu membantah link ke pemerintah atau menganjurkan kekerasan massa, mengatakan serangan di Mandalay adalah "setup oleh umat Islam sehingga dunia akan melihat saya sebagai seorang teroris."

"Saya tidak bekerja berdasarkan dendam. Saya bekerja berdasarkan data," katanya. "Lihatlah wajah saya. Saya tidak punya kebencian sama sekali."

Ashin mempunyai keyakinan bahwa kaum muslim mempunyai sebuah master plan untuk mengubah Myanmar, yakni negeri yang mayoritas pemeluk Buddha menjadi penganut Islam dimasa yang akan datang, hal ini tidak lain karena umat muslim di Myanmar setiap tahunnya mengalami penambahan.

Ashin diketahui dulunya seorang yang berhenti dari dunia pendidikan formal, lalu ia memutuskan menjadi biksu.

Lambat laun, Ashin oleh para pengikut Buddha dikenal sebagai biksu yang aktif terhadap pengkritikan dan aktif memberikan pengarahan serta ajakan terhadap umat Buddha.

Beberapa tahun terakhir, ia juga dikenal sebagai biksu yang mempunyai pandangan yang radikal, bahkan dalam wawancara dengan Los Angeles Times, ia menyatakan ketidaksukaannya terhadap keberadaan etnis Rohingya yang beragama Islam yang menempati salah-satu wilayah negara mayoritas penganut Buddha itu.

Di Indonesia, terdapat berbagai reaksi kekecewaan, dan menyayangkan atas tragedi bentrokan antarumat beragama di Myanmar tersebut.

Jika Ashin mengatakan ketidaksukaannya terhadap etnis Rohingya yang beragama Islam, serta kebenciannya terhadap kitab suci umat Islam.

NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia melalui Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) H Slamet Effendy Yusuf meminta agar negara-negara yang tergabung dalam ASEAN dan dunia, dilansir musmus.me, segera menyeret pemimpin junta Militer Myanmar dan biksu Ashin Wirathu ke pengadilan HAM Internasional.

“Negara-negara ASEAN harus tegas minta PBB untuk seret biksu Ashin Wirathu dan pemimpin junta militer Myanmar ke pengadilan HAM internasional,” kata Slamet.

Slamet menilai, baik pimpinan junta muliter Myanmar maupun biksu Ashin sama-sama melanggar hukum karena membiarkan pembantaian terhadap umat muslim Rohingya yang dilakukan atas kobaran kebencian yang ditebarkan oleh biksu Ashin kepada pengikutnya itu. [Tribun]
Komentar

Tampilkan

Terkini