-->

Wali Nanggroe Kunjungi Pengungsi Imigran

03 Juni, 2015, 17.52 WIB Last Updated 2015-06-03T11:07:26Z
LANGSA - Wali Nanggroe, Malik Mahmud, didampingi Walikota Langsa, Usman Abdullah, SE, Kapolres Langsa, AKBP. Sunarya, SIK, Kajari R.Miftahol Arifin, SH dan sejumlah pejabat lainnya, Rabu (3/6), mengunjungi kamp pengungsi warga Myanmar dan Banglades di Pelabuhan Kuala Langsa.

Setibanya, di kamp pengungsi sekitar pukul 10.20 WIB, Wali Nanggroe beserta rombongan meninjau satu persatu barak pengungsi, posko kesehatan bahkan dapur umum. Disela-sela kunjungannya, Malik Mahmud meminta kepada Walikota untuk membuat fantilasi dibarak pengungsi entnis Rohingya.

Menurutnya, barak pengungsi yang selama ini ditempati oleh etnis Rohingya tersebut begitu panas karena tidak ada sirkulasi udara. Selain itu, jika tidak ada sirkulasi udara maka dikhawatirkan para pengungsi akan terserang penyakit lagi. Dirinya juga meminta kepada tenaga kesehatan untuk memberikan sosialisasi kepada para pengungsi agar hidup sehat.

Pada kesempatan itu, Wali Nangroe juga mengapresiasi kepada Satgas penanggulangan pengungsi Kota Langsa yang telah bekerja keras menangani para imigran, "Mudah-mudahan apa yang dilakukan saat ini mendapat balasan setimpal dari Allah SWT," imbuhnya.

Sementara itu, tim medis Pemerintah Kota (Pemko) Langsa, selama tiga hari sejak kemarin hingga Jumat (5/6) mendatang, melakukan screning awal atau pengecekan kesehatan fisik ‎dan fisiologis (anamnese fisik) terhadap seluruh ‎pengungsi Myanmar dan Bangladesh.

Koordinator tim medis pengungsi, Ayu,  M.Kes, menyebutkan, screning awal untuk pengecekan kesehatan fisik dan fisiologi 600 lebih para pengungsi dijadwalkan berlangsung tiga hari, dan melibatkan tiga dokter umum yang didatangkan dari puskesmas, serta dibantu puluhan tenaga medis (perawat) setempat.

Disebutkannya, pengecekan kesehatan pengungsi yang dilakukan, diantaranya perabaan daerah perut (‎palpasi) untuk mengetahui keluhan berbagai penyakit dalam, dan pengecekan melalui pendengaran (telinga). Pengecekan kesehatan masih menggunakan sistem manual, karena terbatasnya ‎alat medis yang ada pada petugas di sana.[dedek]
Komentar

Tampilkan

Terkini