-->

IPW: Insiden Tolikara Akibat Buruknya Kinerja Polda Papua

19 Juli, 2015, 19.26 WIB Last Updated 2015-07-19T12:26:51Z
JAKARTA - Meletusnya kerusuhan di Tolikara Papua yang menyebabkan dibakarnya sebuah musala saat jamaah melaksanakan salat Idul Fitri adalah akibat tidak adanya kepedulian pimpinan kepolisian dan buruknya kinerja Intelkam Polda Papua.

"Sehingga keberadaan surat GIDI yang dikeluarkan 11 Juli 2015 tidak diantisipasi dan tidak ada upaya pencegahan hingga kemudian kerusuhan meletus," kata Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane, Minggu (19/7).

Dari pantauan Ind Police Watch (IPW), kata Neta, sebelum kerusuhan 17 Juli 2015 meletus di Tolikara, sudah ada dua kerusuhan lainnya. Yakni pada 9 Juli 2015, rumah warga di Kampung Yelok dibakar massa. Lalu pada 15 Juli 2015 sejumlah Hanoi (rumah tradisional) di Panaga dibakar massa.

Lalu, sebelumnya, pada 11 Juli 2015 beredar surat GIDI yang kemudian pada 17 Juli 2015 meletus kerusuhan di Tolikara, sebanyak 70 bangunan dan masjid dibakar massa.

"Ada tengat waktu tujuh hari. Kenapa intelkam Polda Papua tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini? Apakah karena Kapolda Papua ( Irjen Yotje Mende) sedang sibuk mengikuti proses seleksi calon pimpinan KPK sehingga antisipasi terhadap wilayah tugasnya terabaikan?" jelasnya.

Menurutnya, kerusuhan ini menunjukkan tingkat kepedulian para pejabat Polda Papua sangat rendah. Dengan adanya kasus ini, Kapolda Papua harus berjiwa besar mundur dari capim KPK.

"Sebab keteledoran dan kecerobohan yang dilakukannya sudah membuat keresahan luar biasa dalam hubungan antara umat beragama, tidak hanya di Papua tapi sudah meluas keseluruh wilayah Indonesia," tutupnya.

Sebagaimana diberitakan, kisruh yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua terjadi di sebuah musalah yang dilempar dan dibakar oleh pihak yang tidak bertanggungjawab hingga menyebabkan kepanikan warga.

Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 07.00 WIT, tepat hari Jumat (17/7/2015) lalu saat umat Islam tengah melaksanakan salat Ied di halaman Koramil 1702 / JWY.

Di saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba sejumlah massa mendekati jemaah dan berteriak hingga akhirnya menyelamatkan diri ke markas Koramil.

Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Musala Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian serta embakar rumah ibadah tersebut. Selain musala, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan para pembuat kericuhan itu.

Berdasarkan informasi yang diterima INILAHCOM, aparat keamanan dari kesatuan Brimob dan Yonif 756 yang melakukan pengamanan saat Idul Fitri itu kemudian mengeluarkan tembakan peringatan guna membubarkan massa yang melakukan pelemparan.

Akibatnya massa yang dilanda emosi melakukan pembakaran musala beserta sejumlah rumah yang berada di kawasan tersebut. [Inilah]
Komentar

Tampilkan

Terkini