-->








Dede "Super Dede" Curi Perhatian Anak-anak

29 Agustus, 2015, 16.55 WIB Last Updated 2015-08-29T09:55:23Z
Di antara eforia tayangan drama Turki, MNCTV sedikit mencuri perhatian lewat sinetron Super Dede.

Tidak terlalu bagus dalam perolehan rating, tapi di kalangan penonton anak-anak, sinetron yang dibintangi Dede Sunandar mendapatkan tempat tersendiri.

“Super Dede ganteng, ya!” rumpi dua anak perempuan yang usianya bahkan belum lewat 5 tahun. Duh! 

Pekan lalu, Bintang mendatangi lokasi syuting Super Dede di kawasan Setiabudi, Jakarta. Waktu baru menunjukkan pukul 10 pagi. Dede Sunandar (24) sudah siap di lokasi yang merupakan perkampungan tengah kota itu. 

Belum mandi, berpakaian seadanya. Namun dia berhasil membuat “terkejut” salah satu penggemar Super Dede yang kebetulan ikut serta dengan Bintang ke lokasi. Anak perempuan itu langsung mengkeret, berusaha menjauhkan diri dari Dede. Entah malu, entah takut. Dede yang menyadari hal itu langsung bereaksi. 

“Ah, biasa itu, mah. Bilang ngefans, pas bertemu langsung takut, he he he,” seloroh Dede. Sutradara Taka Rich yang berada di sebelah Dede ikut menimpali.

“Mau tahu, enggak, siapa di sini (lokasi) yang pekerjaannya paling hebat? Makeup artist! Muka (Dede) seperti ini sebetulnya hasil makeup,” canda Taka. Barulah ketika laki-laki yang baru saja dikaruniai anak dari pernikahannya yang kedua beraksi lucu, si penggemar cilik mencair dan mulai ikut tertawa-tawa. 

Itulah kehebatan seorang Dede yang sudah dilihat Taka sejak beberapa tahun silam, ketika mantan office boy ini melejit lewat acara komedi Opera Van Java.

Dalam pengamatannya, Dede seorang yang memiliki kharisma alami. Pria kelahiran Ciamis, 19 September 1990, ini mudah membuat orang ikut merasa senang dan tertawa setiap kali melihatnya. 

“Lima tahun lalu, kami sudah punya konsep tentang sinetron superhero yang lain daripada biasanya. Nah, begitu melihat Dede (tiga tahun lalu), saya sudah feeling, dia paling pas untuk memerankan karakter superhero yang konsepnya sedang digodok itu,” cerita Taka. 

Mengapa bisa pas, tidak lain karena sosok superhero yang dicari bukanlah yang keren dan ganteng.

“Itu sudah sangat mainstream. Kami mencari yang berbeda. Kami berusaha mencari sosok yang tidak cuma bisa mengeluarkan kemampuan super, tapi juga sosok yang dekat dengan orang kebanyakan. Khusus di Indonesia, sepertinya mudah simpati dengan orang yang baik namun teraniaya. Super Dede pun begitu. Saat dia belum menjadi superhero, dia orang yang kerap di-bully,” terang Taka.

“Saking cocoknya, Super Dede pada akhirnya berangkat dari dia. Ini tentang Dede yang betulan super,” imbuhnya.[Tabloidbintang]
Komentar

Tampilkan

Terkini