![]() |
| IST |
LHOKSUKON - Aktivis Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR), menolak rencana DPRK Aceh Utara
membeli 10 unit mobil baru. Sebab, pembelian tersebut dinilai tidak tepat
sasaran.
Aktifis SMUR, Fahrul Razi, mengatakan pihaknya memberikan
dukungan jika langkah tersebut tepat dan
berguna untuk kepentingan rakyat. Namun, dirinya khawatir nantinya proyek
tersebut akan dimainkan oleh mafia anggaran.
"Kita
tidak ingin proyek tersebut dilaksanakan justru untuk dimanfaatkan para oknum
mafia anggaran. Sebab ini uang rakyat,”
ucap aktivis SMUR, Fahrul Razi, Sabtu (21/11/2015).
Dalam
hal ini SMUR menyatakan akan terus mengawal proses ini, karena anggaran yang
akan dikeluarkan mencapai Rp 5,7 miliar. Sehingga, jangan sampai ini menjadi
tamparan keras untuk masyarakat Aceh Utara khusunya, dengan anggaran yang akan
dialokasikan.
"Kalau
memang ini murni kepentingan rakyat realisasikan, kalau kemudian ini tidak
benar dan murni dimainkan oleh oknum birokrat, dengan tegas kami menolaknya,
lagi pula DPRK masih seumur jagung belum ada trobosan yang dilakukan untuk rakyat,
main beli beli saja, dan kalau memang mobil yang lama sudah tidak layak pakai
hadirkan mobil itu kita mau lihat," tegas Fahrul.
Diberitakan,
Pemerintah Aceh akan membeli 10 unit mobil baru dengan pagu mencapai Rp5,7
miliar bersumber dari APBK tahun 2015. Tiga diantaranya untuk SKPD 7 lainnya
untuk DPRK Aceh Utara.[Red]

