-->








Ilmuwan Amerika Sebut Hawa tercipta dari Tulang Kemaluan Adam

31 Desember, 2015, 22.28 WIB Last Updated 2015-12-31T15:28:51Z
IST
AS - Majalah Biblical Archaeology Review, salah satu majalah seputar arkeologi Alkitab paling laris di Amerika, baru-baru ini memuat sebuah hasil penelitian yang menghebohkan. Bagaimana tidak, tulisan yang dibuat oleh Profesor Ziony Zevit itu menyatakan bila Hawa tidak diciptakan dari tulang rusuk, melainkan tulang kemaluan Nabi Adam.

Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (29/12), profesor dari American Jewish University itu memaparkan bila dalam naskah Perjanjian Lama (Old Testament) arti kata Ibrani 'tsela' bukanlah tulang rusuk. Menurut Zevit, kata 'tsela' lebih mengacu pada anggota tubuh yang tumbuh menonjol (ke samping) pada tubuh manusia.

Berawal dari hal itu, Zevit mengklaim bila 'tsela' sebenarnya dipakai untuk bagian tubuh seperti kaki, tangan, dan penis. Nah, mengingat bagian tulang tangan dan kaki pria lengkap, tinggal satu anggota tubuh yang diambil tulangnya untuk menciptakan Hawa, yakni tulang penis.

"Dari bagian-bagian tubuh itu (kaki, tangan dan penis), bagian yang tidak mempunyai tulang hanya penis," tulis Zevit dalam bukunya "What Really Happened in the Garden of Eden?".

Teori Zevit juga dikuatkan oleh fakta di mana jumlah tulang rusuk antara pria dan wanita sama, yakni 12 pasang. Sementara itu, berbeda dengan banyak mamalia lain, manusia (pria) tidak mempunyai tulang penis atau baculum. Padahal 'saudara' terdekat manusia yakni simpanse mempunyai baculum meski ukurannya cukup kecil.

Untuk memperkuat teorinya, Zevit mengatakan bila analisisnya soal penciptaan Hawa didasarkan pada penggunaan kata Ibrani di cerita di Taman Eden.

Namun, teori Zevit ini lantas dibantah oleh banyak pihak, salah satunya koran asal Israel 'Haaretz'. Berdasarkan tulisan di koran itu, kisah penciptaan Hawa atau perempuan pertama daru tulang rusuk juga muncul di agama kuno bangsa Sumeria.

Lebih lanjut, kata Ibrani 'tsela' masih banyak digunakan setelah masa Alkitab Ibrani dengan arti tulang rusuk, bukannya tulang penis. Alasan terakhir ini lah yang paling kuat membuktikan kurang akuratnya klaim dari Profesor Zevit. [Daily Mail/Express.co.uk/merdeka]
Komentar

Tampilkan

Terkini