-->

 



 


Wapres JK Diminta Jangan Terjebak Seremonial

13 Desember, 2015, 19.35 WIB Last Updated 2015-12-13T12:35:44Z
BANDA ACEH - Peringatan hari nusantara yang dilaksanakan di Lampulo, Banda Aceh terkesan hanya sebatas kegiatan seremonial tak bermakna. Kemasan acaranya terlihat tanpa filosofi, dan terkesan hanya pameran batu cincin dan bagi-bagi hadiah belaka.

Belum lagi jika dilihat managemen pengolaannya yang sangat memprihatinkan, sebagai contoh dari pada jumlah masyarakat yang menuju acara, lebih banyak masyarakat yang terjebak macet, bahkan sebagian dari yang terjebak macet lebih memilih untuk pulang daripada terjebak macet yang lama, dan sesampai disana juga tidak didapat hal yang memiliki esensi.

"Inikan salah satu persoalan kecil yang dikarenakan kelemahan manajemen. Itu baru contoh kecil belum kita lihat lebih jauh," demikian dikatakatan Sekjen Mahasiswa dan Pemuda Selatan Raya (MeuseRaYa), Delky Nofrizal Qutni, Minggu (13/12/2015).

Kita bisa lihat langsung, sebut Delky menambahkan, banyak stand justeru hanya menyediakan kuis berhadiah, meskipun beberapa stand menampilkan produksi laut seperti lobster asal Aceh Singkil, tapi jika dilihat ke masyarakat pemberdayaan ke masyarakat selama ini juga masih sangat minim, yang berkembang justeru lobster milik menteri KKP di Simeuleu, yang milik masyarakat masih sangat kurang. Belum lagi jika dilihat kehidupan mayoritas nelayan Aceh yang masih memprihatinkan, untuk apa peringatan jika action ke masyarakat tidak diutamakan.

Memang selama ini menurutnya acara seremonial dengan kemasan tanpa esensi seperti ini seakan menjadi hobi pemerintah Aceh, daripada menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi masyarakat. Hal ini dikarenakan orientasi pemerintah Aceh masih kepada bagaimana persentase serapan anggaran, bukan hasil  serta manfaat suatu program kepada masyarakat kecil.

Ironisnya lagi, dikala masyarakat di beberapa daerah di Aceh sedang dilanda musibah banjir, sebagai contoh di wilayah barat selatan, seperti beberapa titik di
Abdya, Aceh Barat,  Aceh Singkil, dan Aceh Selatan. Banyak rumah yang terendam banjir, jembatan putus dan sebagainya. pemerintah justeru terkesan lambat dan lebih disibukkan dengan kegiatan seremonial tersebut.

Padahal, lanjutnya, miliaran rupiah tersebut jika digunakan secara efektif semestinya dapat digunakan untuk upaya mengatasi persoalan banjir di 3 titik atau lebih, misalkan untuk normalisasi sungai atau hal lainnya. Ini bukti bahwa pemerintah Aceh lebih mementingkan kegiatan seremonial daripada persoalan masyarakat.

Untuk urusan seremonial anggarannya besar, tetapi jika sudah program nyata ke masyarakat pasti alasan pemerintah anggaran terbatas, tidak ada anggaran atau sebagainya. Bayangkan saja jika anggaran besar untuk harnus tersebut bisa digunakan untuk pemberdayaan janda korban konflik yang belum diperhatikan, atau berapa banyak rumah duafa yang bisa diselesaikan dengan anggaran sebesar itu, ataupun berapa banyak daerah terpencil yang bisa dibangun, dan berapa banyak pengangguran yang dapat dijadikan pengusaha. Tapi jika bicara hal seperti itu pemerintah Aceh sering tidak tertarik. Makanya kami nilai pemerintah Aceh perlu memperbaiki i’tiqad.

Untuk itu, Mahasiswa meminta Wapres JK sebagai wakil presiden ke Aceh hanya untuk menghadiri kegiatan hari nusantara yang sebatas seremonial belaka, untuk apa? Wapres jangan sampai terjebak dengan persoalan seremonial, apalagi terperangkap dengan laporan dengan pola “asal Bapak senang”.

"Jika memang pak wapres mementingkan kepentingan rakyat, kami minta turun juga ke lokasi banjir. Lihat langsung apa yang sedang dihadapi rakyat. Jangan sampai muncul presepsi masyarakat, wapres terjebak seremonial, masyarakat terjebak banjir," ujarnya.

Jika kehadiran pak JK hanya untuk seremonial penghabisan anggaran akhir tahun, itu tentu akan sama penyakitnya dengan pemerintah Aceh, dan hal tersebut tentu akan sangat melukai hati masyarakat yang sedang berjuang menghadapi bencana banjir.

"Untuk apa serapan anggaran 100% sekalipun, jika tidak mayoritas anggaran tidak menyentuh masyarakan kecil," pungkasnya. [Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini