-->








Ini Tanggapan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Singkil Tentang Isu Pemekaran ALA

08 Maret, 2016, 19.16 WIB Last Updated 2016-03-08T12:17:06Z
BANDA ACEH - Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Singkil (GM-PAS) menilai bahwa pernyataan mengharamkan kehadiran senator Fachrul Razi di Barat Selatan menunjukkan bahwa kita belum bisa terbuka dengan perbedaan. Masalah pro atau kontra terkait pemekaran itu tidak menjadikan kita harus memperlambat pembangunan dengan menolak berbagai pihak yang ingin melihat dan memperhatikan daerah kita. Sebenarnya bukanlah isu pemekaran itu bukan harapan mayoritas masyarakat, namun yang selama ini dirindukan adalah pembangunan dan kesejahteraan. Apalagi kami Aceh Singkil merupakan daerah tertinggal.

Hal tersebut dikatakan Syahrul Manik selaku Koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Singkil (GM-PAS), melalui pers releasenya yang diterima redaksi lintasatjeh.com, Selasa (8/3/2016).

Kami pikir sudahlah jangan lagi ribut dengan persoalan pemekaran, kami masyarakat Aceh Singkil sudah lelah. Kami ingin membuka diri bagi semua pihak yang beri’tikad membebaskan Aceh Singkil dari ketertinggalan. Kami juga wilayah yang berada di kawasan barat selatan, jadi jangan klaim-klaim daerah kami untuk persoalan pemekaran. Kami butuh pembangunan dan kesejahteraan bukan pemekaran.

“ALA mau mekar ya mekar saja sana,  bagi kami isu itu sudah hambar. ALA ngomong pemekaran pembangunan daerah mereka terus berjalan, kucuran anggaran pembangunan terus, sementara Aceh Singkil dan Subulussalam hanya dibawa-bawa jadi jualan. Ironisnya lagi, kenapa mereka yang sudah mendapat posisi empuk di DPR-RI tidak fokus berjuang agar bisa nasip pembangunan daerah Aceh Singkil yang masih tertinggal, lalu datang dengan isu yang sudah basi, sandiwara apalagi ini,” cetus Syahrul Manik.

Lebih lanjut, Syahrul Manik menegaskan pernyataan yang  mengatasnamakan mahasiswa dan pemuda Barat Selatan itu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil saja, tidak lebih dari klaim belaka. Mayoritas mahasiswa dan pemuda barat selatan juga sangat cerdas melihat hal itu. Katakan saja kalangan muda bumi Syekh Abdurrauf As-Singkily, kami justeru sangat terbuka untuk semua tokoh Aceh dan nasional yang ingin memperhatikan daerah kami yang merupakan satu-satunya kabupaten tertinggal di Aceh. Untuk apa kita melarang hanya karena isu pemekaran, toh anehnya yang bicara pemekaran itu sudah berkali-kali membohongi. Jika tidak terwujud pemekaran bulan agustus ini semakin jelas kedok nya, apalagi Mendagri sudah keluarkan statemen untuk saat ini pemekaran masih di moratorium.

“Jangan fanatik tidak jelas, padahal pihak yang bicara pemekaran tersebut juga tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dan pembangunan. Generasi muda jangan mudah dihegemoni, tapi berpikirlah lebih bijak terhadap perbedaan. Cukuplah kami dari Aceh Singkil yang merasakan imbas dari permainan elit politik ALA, kabupaten lain di Barat Selatan jangan sampai terkena imbas permainan itu lagi, jangan sampai terjebak dilobang yang sama,” tandasnya lagi.

Lebih baik teruslah berjuang secara dinamis untuk pembangunan daerah masing-masing. Kami berharap kita bisa lebih fokus mengawal anggaran pembangunan yang dikucurkan ke daerah kita, selama ini dikemanakan saja oleh para elit, sampai tidak kepada rakyat, mana tahu yang menikmati justeru pejabat. Lantas generasi mudanya diberi kesibukan dan didoktrin dengan fanatisme isu permekaran, aneh.

Tambah dia, berjuanglah dengan rasional dan lebih dinamis, jangan sampai Barat Selatan yang ribut dan menghambat pembangunan dan kesejahteraan yang diharapkan masyarakat. Jangan sampai ayam bertelur, musang punya nama. Mari kita welcome untuk semua pihak yang ingin memberikan perhatian untuk Barat Selatan tanpa terkecuali, jangan sampai ada sentimen yang merugikan rakyat dan menghambat laju pembangunan.

“Begitupun dengan Gubernur dan Wakil Gubernur segera selidiki kemungkinan adanya kepala SKPA dari wilayah Barat dan Tengah Tenggara keterlibatan dan secara diam-diam mensupport isu ini, kalau terbukti ada copot saja. Agar pemerintah Aceh tidak menyimpan duri dalam daging,” tutup Koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Singkil (GM-PAS).[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini