![]() |
IST |
MEDAN -
Kerusuhan bernuansa suku agama ras dan antargolongan (SARA) terjadi di Kota
Tanjungbalai, Sumut, Jumat (29/7/2016) malam. Sejumlah vihara dan klenteng
dibakar dan dirusak massa yang mengamuk. Aksi anarki terjadi sekitar pukul
23.00 WIB. Kejadian ini dipicu emosi warga terhadap sikap pasangan suami-istri
di Jalan Karya, Tanjungbalai. Ribuan orang turun ke jalan setelah mendengar
adanya kabar keluarga itu disebutkan melarang kumandang azan dari Masjid Al
Makhsun.
Begini kronologis kejadian
kerusuhan dipicu isu SARA tersebut :
Pada hari Jum'at tanggal
29 Juli 2015 sekitar pukul 21.00 WIB, di Jln. Karya Lingkungan II Kelurahan TB.
Kota I Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai telah terjadi
keributan antara salah satu masyarakat Etnis Tionghoa dengan beberapa
masyarakat pribumi.
Adapun penyebab keributan bermula
dari salah satu masyarakat dari Etnis
Tionghoa yang bernama Sdri. Erliana, umur 46 thn, Ibu Rumah Tangga, memprotes dan melarang pengeras suara dari mushalla
hingga memicu masyarakat pribumi ± 50 orang melakukan aksi spontanitas dengan
cara melempari rumah Sdri. Erlina, dan melaporkan kejadian tersebut ke Kepling
dan ke kantor Lurah TB.Kota I Kec.Tanjungbalai Selatan.
Pada pukul 21.35 WIB,
Pengurus Musholla dan salah satu masyarakat Etnis Tionghoa yang bernama Sdri.
Erlina dan suaminya beserta Kepling mendatangi Kantor Lurah Kelurahan TB.Kota I
Jln. Juanda untuk didamaikan. Namun dikarenakan tidak ada kesepakatan antara
kedua belah pihak yang ribut, akhirnya diarahkan ke Kantor Polsek Kota Tanjungbalai
guna upaya perdamaian. Selain itu, Ketua MUI H. Syahron Sirait dan Sekretaris
FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sdr. Marolop berada di Polsek Kota
Tanjungbalai guna membantu upaya perdamaian.
Selanjutnya pada Hari
Minggu tanggal 30 Juli 2016 sekitar pukul 00.45 WIB, bertempat di Pantai Amor
Jalan Asahan Kel. Indra Sakti Kec. Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai
telah terjadi pelemparan dan pembakaran mobil di Kelenteng Vihara Tri Ratna
oleh masyarakat pribumi.
Pada pukul 01.45 WIB, massa
melakukan pembakaran ysng kedua ke vihara (ruko) Jalan Jenderal Sudirman, massa
yang melakukan pembakaran sekitar 1000 orang dari masyarakat pribumi.
Kondisi keamanan di Kota
Tanjungbalai mulai terkendali setelah ratusan personel Brimob Asahan
membubarkan kerumunan massa. Warga yang masih berada di luar rumah diminta
menghentikan penyisiran rumah ibadah.[Red]