-->








KOMPAK: Pentingkah DPRA Kunker ke 4 Benua?

25 Juli, 2016, 21.55 WIB Last Updated 2016-07-25T14:56:49Z
Ns. Munawir (kanan) dan T. Mustakim (kiri)
ACEH UTARA - Komite Mahasiswa dan Pelajar Kutamakmur (KOMPAK) Kabupaten Aceh Utara mempertanyakan seberapa penting kunjungan kerja (Kunker) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) ke empat benua yang disinyalir sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dewan 2016, jika dilihat dari posisi Aceh saat ini sebagai provinsi termiskin nomor dua di Sumatera setelah Bengkulu.

KOMPAK berpendapat bahwa kunjungan tersebut tidak ada yang menguntungkan rakyat. Lebih-lebih lagi kunker yang direncanakan DPRA tahun ini menelan anggaran sebanyak tiga miliyar rupiah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum KOMPAK, Ns. Munawir, S.Kep, Cwcca, C.Ht, kepada LintasAtjeh.com, Senin (25/07/2016).

Kata dia, masih banyak persoalan di Aceh yang belum selesai, masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh DPRA di daerah sendiri. Masih sangat banyak pula rakyat Aceh yang belum sejahtera sampai dengan hari ini.

“Potret buram pendidikan Aceh yang saat ini masih nyata. Ini yang seharusnya menjadi perhatian dewan kita yang terhormat, sedangkan kunker ke luar negeri, apa manfaat yang bisa dirasakan oleh rakyat Aceh?” tanya dia heran.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOMPAK, T. Mustakim, SE, berpendapat bahwa sebaiknya DPRA melakukan kunjunagn kerja ke pelosok-pelosok Aceh saja. Biar mereka tahu bagaimana kehidupan rakyatnya, paling tidak ke daerah pemilihan (Dapil)-nya saja.

“Kalau tidak ke luar negeri kan bisa. Kunker ke daerah pelosok Aceh saja lebih besar manfaatnya untuk rakyat. Pun demikian dengan anggaran tiga miliyar tersebut bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat, pembangunan infrastruktur, sekolah, dayah, rumah dhuafa dan lainnya yang bersifat untuk kepentingan rakyat,” ujar Mustakim.

Mustakim juga menambahkan, atas nama Komite Mahasiswa dan Pelajar Kutamakmur (KOMPAK), sebuah ormas di pedalaman Kabupaten Aceh Utara meminta agar DPRA membatalkan rencana kunker tersebut.

“Jikapun harus dipaksakan, maka jangan gunakan uang rakyat karena itu tidak penting bagi rakyat. Jangan pula mencari ‘uang ceperan’ sisa kunker untuk mengisi saku pribadi. Alangkah nistanya perilaku dewan yang terhormat,” pungkas Mustakim.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini