-->

Didakwa Lakukan Kejahatan Perang, Bangladesh Gantung Pimpinan Partai Islam

04 September, 2016, 09.36 WIB Last Updated 2016-09-04T02:36:50Z
IST
DHAKA – Bangladesh mengeksekusi Mir Quasem Ali, salah satu tokoh partai Islam terkemuka di negara itu pada Sabtu malam. Salah satu pimpinan Partai Jamaat e Islami itu didakwa atas kejahatan yang dilakukannya dalam perang kemerdekaan melawan Pakistan pada 1971.

Ali digantung di Penjara Pusat Kashimpur pada pukul 10.30 malam waktu setempat setelah bertemu untuk terakhir kalinya dengan anggota keluarga dan kerabatnya. Pasukan keamanan, polisi dan penjaga perbatasan dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang mungkin ditimbulkan oleh pendukung Ali.

Pengadilan terhadap kasus ini dimulai oleh Perdana Menteri (PM) Sheikh Hashina pada 2010 dan mendapat reaksi beragam. Meski dikritik oleh partai oposisi karena dianggap menargetkan lawan politik, banyak rakyat Bangladesh mendukung proses hukum terhadap Ali.

“Kami telah menunggu hari ini selama 45 tahun. Keadilan akhirnya ditegakkan,” kata seorang veteran perang bernama Akram Hossain sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (4/9/2016). Akram bersama ratusan warga Bangladesh lainnya turun ke jalan-jalan dan menyambut baik eksekusi yang dilakukan pemerintah.

Jamaat e Islami merespons dengan menyerukan para pendukungnya melakukan unjuk rasa selama setengah hari pada Senin. Partai itu menganggap tuduhan terhadap Ali tidak berdasar dan dia dieksekusi sebagai konspirasi pemerintah untuk melemahkan Jamaat e Islami dengan menjadikannya partai tanpa pemimpin.

Ali menjadi pemimpin Jamaat e Islami terakhir yang digantung pemerintah atas tuduhan kejahatan perang. Sebelumnya empat pimpinan Jamaat dan partai oposisi telah dijatuhi hukuman mati dan telah dieksekusi termasuk mantan pimpinan Jamaat e Islami Motiur Rahman Nizami.

Menurut catatan pemerintah, sedikitnya tiga juta orang telah terbunuh dan ribuan perempuan diperkosa Selama perang kemerdekaan Bangladesh. Namun, Jamaat e Islami menolak tuduhan yang menyatakan mereka melakukan kejahatan perang.[Okezone]
Komentar

Tampilkan

Terkini