-->








Warga Tamiang Resah Perilaku Rentenir Berkedok Koperasi

04 September, 2016, 12.38 WIB Last Updated 2016-09-04T05:39:14Z
ACEH TAMIANG - Terkait munculnya pemberitaan di media online Lintas Atjeh tentang merajalelanya praktik 'lintah darat' atau rentenir yang berkedok koperasi simpan-pinjam di Provinsi Aceh, banyak pihak yang langsung menelpon ke redaksi dan menginformasikan bahwa para rentenir yang didominasi oleh para pendatang dari Sumatera Utara (Sumut) tersebut telah meresahkan masyarakat.

Seorang warga Kabupaten Aceh Tamiang, Irfa Hayani, S.Pd, kepada LintasAtjeh.com, Minggu (4/9/2016), menyampaikan rentenir yang berkedok koperasi simpan-pinjam alias bank keliling juga merajalela di setiap kecamatan dalam wilayah kabupaten setempat. Para rentenir meminjamkan uang dengan iming-iming proses mudah namun bunganya sangat mencekik dengan patokan sebesar 20 persen.

"Aksi para rentenir yang berkedok koperasi simpan-pinjam atau bank keliling di Kabupaten Aceh Tamiang sudah sangat marak sekarali. Saya juga sering sekali mendapatkan keluhan dari teman-teman yang pernah menjadi korban mereka," kata Irfa.

Irfa juga menerangkan, beberapa waktu yang lalu seorang temannya sempat sakit gara-gara merasa terbeban oleh jeratan bunga pinjaman yang berlipat-lipat dan kerap mendapat sikap kasar dari pihak rentenir yang selalu memaksa kehendaknya disaat telat membayar bunga yang sudah ditentukan.

Lanjut Irfa, temannya tersebut pernah minjam uang melalui rentenir sejumlah Rp.5 juta dan harus dibayar sejumlah Rp.6 juta. Saat ini, hutang tersebut sudah dilunasi sejumlah Rp.4 juta dan sisanya Rp.2 juga lagi. Karena sedang tidak ada uang, teman saya tersebut harus membayar bunga 20 persen dari Rp.2 juta setiap bulannya dan ditambah dengan 20 persen dari bunga.

Menurut Irfa, selama ini sistem pengawasan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, khususnya Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi (Disperindagkop) terhadap bank-bank keliling itu diduga kuat tidak ada sama sekali. Bahkan Pemkab Aceh Tamiang terkesan tidak berani membubarkan bank keliling yang berkedok koperasi tersebut.

"Harusnya dimonitoring, sebab korbannya sudah banyak. Mereka sepatutnya dibubarkan saja," tutup Irfa Hayani yang terlihat geram.

Sementara itu, Kepala Disperindagkop Aceh Tamiang, Drs. Rudiyanto, belum dapat dikonfirmasi.[zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini