-->

Jangan Pilih Calon Bupati yang Isterinya Berlagak Bupati

22 November, 2016, 11.18 WIB Last Updated 2016-11-22T05:04:14Z
ACEH TAMIANG - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak tahap II, Insya Allah akan digelar pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang, dan diikuti oleh 101 daerah yang jabatan kepala daerahnya berakhir pada Juli 2016 hingga awal tahun 2017, termasuk juga Daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Aceh.

Pilkada 2017 mendatang merupakan sarana sekaligus upaya mewujudkan sistem demokrasi secara utuh sebagai langkah merealisasikan kedaulatan rakyat dengan menggunakan hak suara secara langsung untuk memilih calon pemimpin yang dianggap mampu mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).

"Sebagai masyarakat yang tidak mau menjadi korban politik oleh calon pemimpin berwatak tirani, maka pada Pilkada 2017 mendatang kita harus berikan hak suara kita kepada calon pemimpin yang mau menghargai dan mendengarkan aspirasi kita sebagai masyarakat. Kita harus sangat berhati-hati terhadap berbagai buaian angin surga yang dihembuskan oleh calon pemimpin yang hanya bertujuan mementingkan diri sendiri atau kelompoknya saja," demikian paparan dari seorang mahasiswa Aceh Tamiang, Muhammad Suhaji kepada LintasAtjeh.com, Selasa (22/11/2016).

Dan menurut Muhammad Suhaji, khusus untuk Kabupaten Aceh Tamiang, semangat Pilkada 2017 mendatang harus dijadikan sebagai momentum untuk memilih calon pemimpin (bupati) yang bersedia menjadi sang pengabdi dalam upaya memperjuangkan cita-cita atas 'pemekaran' Kabupaten Aceh Tamiang, yakni terwujudnya pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok negeri serta melayani masyarakat secara bermartabat dan ikhlas hati.

Mahasiswa asal Kaloy yang sedang menuntut ilmu di salah satu Universitas di Medan, Sumatera Utara (Sumut) tersebut, turut menyampaikan harapannya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang agar pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang harus berani memilih calon bupati yang selalu dekat dengan rakyat dan tidak memilih calon bupati yang hanya berlagak peduli serta mulai sibuk blusukan ke tengah-tengah masyarakat pada saat musim Pilkada saja.

Dia menambahkan, masyarakat Aceh Tamiang juga harus berupaya untuk saling mengingatkan antara sesama agar tidak akan pernah memilih calon bupati yang bergaya seorang penguasa dan suka melakukan kebijakan yang  tidak cerdas serta elergi terhadap kritikan. Selain itu, jelasnya, jangan pilih calon bupati yang memiliki isteri berkarakter nge-bossy (suka ngatur) serta calon bupati yang selalu dikelilingi oleh para penjilat (panglima talam) yang hanya pintar membisikan berbagai informasi bertemakan 'Asal Bapak Senang (ABS)'.

Muhammad Suhaji turut menghimbau masyarakat Aceh Tamiang agar berhati-hati terhadap calon bupati yang memiliki isteri yang suka mengatur suami secara sembarangan. Pasalnya, isteri yang tipe begituan terindikasi suka ikut campur terhadap tugas suami secara berlebihan. Bahkan diduga kuat berani berlagak seperti seorang bupati.

"Istri tipe begituan juga terindikasi kerap lupa daratan dan ditengarai mudah mabuk kekuasaan, sehingga memunculkan kesan berani berbuat apa saja, seakan-akan Pemkab Aceh Tamiang adalah perusahaan pribadi-nya yang dianggap tidak diatur oleh berbagai regulasi," imbuhnya.

Bahayanya lagi, terang Suhaji, jika Pemkab Tamiang dipimpin oleh seorang bupati yang suka diatur oleh isteri maka berbagai keputusan penting yang seharusnya dieksekusi oleh bupati, ditengarai akan sering diambil alih oleh sang isteri. Seperti halnya orang yang ingin mendapat jabatan, harus terlebih dahulu mendekati istri bupati untuk direkomendasikan kepada bupati.

Alhasil, bupati yang dipilih rakyat dengan harapan dapat membawa Aceh Tamiang lebih maju, tidak bisa menempatkan pejabat profesional sesuai dengan semboyan 'the right man on the right place' (orang yang tepat pada jabatan yang tepat) karena hanya menurut perintah sang istri. 

"Oleh karenanya, kita harus ingat tentang petuah yang pernah disampaikan oleh seorang tokoh adat, Mukim Amir Puteh pada saat acara diskusi publik yang digelar oleh DPD Partai NasDem Aceh Tamiang, bertajuk "Tamiang Mencari Pemimpin", pada tanggal 19 April 2016 lalu, bahwa pemimpin (bupati) Aceh Tamiang ke depan janganlah sosok yang takut isteri atau berada di bawah ketiak isteri. Percaya dan yakinlah bahwa sistem tata kelola Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang akan amburadhul jika kita memberikan kepercayaan kepada calon bupati yang memiliki istri berlagak seperti bupati," pungkas Muhammad Suhaji.[Zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini