-->

Tgk. Syekhy : Kandidat Pilkada Aceh Masih Membodohi Rakyat

16 November, 2016, 23.33 WIB Last Updated 2016-11-16T16:34:14Z

IST
BANDA ACEH - Ketua Acheness Australian Association (AAA) menyerukan agar Pilkada Aceh 2017 berlangsung demokratis, aman dan damai. Kemudian AAA juga meminta kepada semua kandidat yang sedang berkompetisi dalam pilkada gubernur/bupati/walikota, agar mengajak semua tim sukses pemenangan untuk tidak berbuat dengan cara-cara melanggar hukum atau dengan menghalalkan segala cara. Selanjutnya, tim sukses pun jangan terlalu fanatik kepada kandidat, karena semua kandidat tujuan sama yakni untuk meraih kemenangan dan mendapatkan kekuasaan di Aceh.

“Berpolitiklah yang cerdas, dan tolak pilkada dengan menghalalkan segala cara,” demikian ungkap Ketua AAA Tgk. Sufaini Syekhy kepada LintasAtjeh.com, Rabu (16/11/2016), menyikapi situasi Pilkada Aceh yang sudah mulai memanas eskalasinya.

Kata dia, saya belum melihat sosok Calon Gubernur Aceh yang misi dan visinya dapat memberi garansi terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh. Misalkan garansi  listrik murah, garansi pendidikan murah bebas pungli, garansi gratis rumah rakyat, garansi mempersatukan rakyat, garansi terhadap lapangan kerja, garansi bebas korupsi, garansi tidak menguasai proyek oleh kelompok atau garansi ruang profesional dalam pembangunan, garansi gratis kesehatan dll.

“Beberapa calon gubernur yang sekarang diunggulkan juga produk lama sama sekali tidak istimewa, karena mereka telah pernah memimpin sejujurnya atau bila bicara secara objektif. Dua periode pasca perdamaian Helsinki terhitung gagal mengangkat harkat dan marwah Aceh secara bermartabat,” kata Tgk. Syekhy.

Dan lebih ektrim lagi, lanjut Syekhy, dua periode GAM menjadi pemimpin Aceh, yang terjadi malah krisis dimensi. Krisis persatuan rakyat Aceh, krisis ekonomi dan krisis idiologi. Jadi apa yang harus kita bangga terhadap pemimpin dua periode ini? Jadi maksud saya, seharusnya pemimpin yang gagal tidak perlu ikut lagi dalam pilkada ini. Mungkin itu solusi Aceh untuk mengembalikan marwah Aceh, apabila tokoh-tokoh Aceh tadi tidak lagi berambisi menjadi penguasa

“Cara kampanye politik kandidat juga terbilang penuh modus terhadap rakyat Aceh, dimana semua kandidat masih saja menjanjikan bahwa mereka bisa mensejahterakan rakyat. Modusnya macam-macam, mendekati para ulama, mendekati anak-anak yatim, dan tentunya mendekati para TNA,” sindirnya.

“Mereka seakan-akan merakyat, padahal mereka sebelum dekat pilkada, asyik bereforia dengan wanita cantik, dengan koleganya, melancong ke luar negeri, tidak pernah peduli terhadap kondisi Aceh. Meskipun demikian, kita tetap saja harus memilih salah satu diantaranya. Untuk itu, makanya kita harus cerdas,” demikian Syekhy mengingatkan.

Ketua AAA juga menyayangkan sebagian besar rakyat masih saja mau dibodohi dengan penampilan mereka semua. Seharusnya rakyat wajib cerdas, untuk memilih pemimpin yang benar-benar pro rakyat, bersinergi dengan ulama, bersinergi dengan rakyat, bukan bersinergi dengan Partai Nasional, seperti partai-partai yang jelas-jelas mendukung dan membela penista agama dimana mereka saat ini berlomba untuk memperlihatkan kedekatan dengan pejabat atau orang besar di pusat.

“Saya yakin degradasi status sosial rakyat Aceh sulit diselamatkan dengan pola memimpin model ini,” demikian pungkas Tgk. Sufaini Syekhy.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini