ACEH SELATAN - Tim Pengawasan dan Evaluasi Staf Teritorial Kodam IM (Wasev Sterdam IM) melakukan kunjungan kerja ke Makodim 0107/Aceh Selatan dalam rangka pengawasan dan evaluasi kegiatan TMMD ke-98 dan produk semester I.
Wasev Sterdam IM yang dipimpin langsung Pabandya Wanwil Letkol Arm Kusdi YS beserta 4 orang anggota yaitu Pabanda Bhakti TNI Mayor Inf Parman, Pabanda Puanter Kapten Inf Emri.S.Siregar, Bintara Bhakti TNI Sertu Hendra dan bintara dokumentasi, disambut langsung oleh Dandim 0107/Asel Letkol Kav Hary Mulyanto dan Pasiter Kapten Inf Abdurokhim, S.Ag.
Dalam kunjungannya di Makodim Aceh Selatan, dimaksudkan untuk mengetahui barometer pelaksanaan program kerja, baik pelaksanaan tugas di lapangan maupun kelengkapan administrasi serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi. Sehingga kinerja satuan bisa ditingkatkan, maka perlu dilaksanakan pengawasan dan evaluasi.
Saat kunjungan itu, Letkol Kav Hary Mulyanto yang merupakan orang nomor satu di Kodim 0107//Aceh Selatan ini berkesempatan mengajak Tim Wasev berkeliling pekarangan Kodim dan menunjukkan berbagai macam program pemberdayaan. Diantaranya budidaya tanaman seperti pemberdayaan cabai merah, pemberdayaan ternak ayam kampung potong, pemberdayaan bebek peking dan pengembangan budidaya ikan air tawar dil lingkungan Makodim.
"Woww, ini luar biasa. Ada cabai, ada ikan, ada ayam, ada itik dan lengkap dengan kolamnya. Ini perlu dikembangkan terus karena budidaya ini bisa meningkatkan ketahanan pangan," kata Ketua Tim Wasev dengan raut takjub saat masuk ke pekarangan budidaya bebek peking dan ikan.
Tidak hanya itu, Ketua Tim Wasev Staf Teritorial Kodam IM Letkol Arm Kusdi YS juga mengapresiasikan Dandim, dalam hal mengelola pembudidayaan yang dilakukan sendiri terutama ternak unggas berjumlah ratusan ekor.
"Ternak ini bisa dijual ke rumah makan padang, pasti mereka tampung karena itiknya sehat-sehat semua dan banyak pula. Kan bisa menambah penghasilan," ungkapnya berseloroh.
Dandim 0107/Aceh Selatan Letkol Kav Hary Mulyanto, saat menunjukkan budidaya ternak unggas kepada Tim Wasev menyampaikan bahwa budidaya bebek peking yang ada di pekarangan ini adalah contoh dalam rangka mewujudkan swasembada daging unggas di Kabupaten Aceh Selatan.
"Harapannya, kedepan masyarakat Aceh Selatan dapat mengembangkan sendiri unggas khususnya bebek peking yang memiliki keunggulan masa pemeliharaan yang relatif lebih singkat dan bobot bebek yang lebih besar dari bebek kampung umumnya. Target 42 hari sudah siap potong. Tapi bebek dan ayam ini tidak saya jual apalagi saya makan, tidak tega karena saya pelihara sejak kecil," tuturnya.[Red]