-->




Bobroknya Pelayanan RSUD Langsa Memakan Korban

05 Mei, 2017, 00.14 WIB Last Updated 2017-05-04T17:14:29Z

IST
LANGSA - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gempala mendapatkan laporan dari masyarakat terkait meninggalnya salah seorang warga Gampong Telaga Tujuh Kecamatan Langsa Barat yang bernama Darwin (30), pada tanggal 23 April 2017 lalu.

Zulfadli, S.Sos.i, Ketua LSM Gempala saat ditemui LintasAtjeh.com, Kamis (04/05/2017), di Langsa menceritakan laporan masyarakat pada saat dirinya bersama dua orang rekannya yang bernama Hendri dan Yusuf berkunjung ke rumah duka beberapa hari lalu. Ia mengisahkan hasil wawancara mereka kepada Nurhayati yang merupakan ibu kandung dari almarhum Darwin.

"Menurut pengakuan Nurhayati warga gampong telaga tujuh kecamatan langsa barat, kota langsa, awalnya Darwin berobat ke Klinik mantri Khalid," kisahnya.

"Karena merasa belum ada perubahan yang berarti, lalu pada tanggal 19 april 2017 Nurhayati membawa Darwin ke RSUD Langsa untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," terang Zulfadli menirukan ucapan Nurhayati.

Pada hari itu juga, lanjutnya, setelah pemeriksaan awal di IGD Almarhum Darwin diarahkan ke ruang ICU karena perlu penanganan intensive, namun dengan alasan ruang ICU penuh maka Darwin dipindahkan ke ruang rawat inap mata uroe kelas 3. Dan dr. Misriani, Sp.PD yang merupakan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginstruksikan untuk pemasangan infus dan pemasangan selang Nasogastric Tube (NGT). Tindakan ini adalah salah satu proses medis yaitu memasukkan selang plastik melalui hidung, melalui tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.

"Yang sangat disayangkan adalah, tindakan pemasangan NGT ini dilakukan tanpa meminta persetujuan  terlebih dahulu kepada pasien ataupun pihak keluarga," sesalnya.

"Selain itu, petugas kesehatan juga tidak memperhatikan secara intensive keadaan Darwin, padahal Darwin sangat membutuhkan perhatian khusus dari petugas, karena pasien seharusnya berada diruang ICU," imbuhnya.

Sampai musibah itu tiba, sambungnya lagi, pada tanggal 23 april 2017 Darwin menghembuskan nafas terakhirnya diruang yang seharusnya bukan almarhum tempati. Buruknya pelayanan RSUD Langsa juga tergambar setelah 2 jam pasien tersebut meninggal dunia, karena dokter yang menangani juga tidak memeriksa jasad Darwin, sehingga pihak keluarga berinisiatif untuk mengangkat jenazah ke mobil ambulance tanpa ada dibantu pihak RSUD Langsa.

"Ketika meninggal pun Darwin tidak diperiksa jasadnya, padahal pihak keluarga sangat membutuhkan informasi yang jelas mengenai penyebab Darwin meninggal dunia," kesalnya.

Menurut keterangan yang didapat pihak keluarga, Darwin menderita diabetes dan infeksi Syaraf. Dengan kejadian ini keluarga berharap agar pihak RSUD bertanggung jawab atas meninggalnya Darwin. Karena pihak keluarga merasa selama almarhum dirawat di RSUD Langsa, terkesan tidak mendapatkan pelayanan yang seharusnya dan hak-hak kami  sebagai pasien dan keluarga pun terabaikan.

Sementara itu, Staf Humas RSUD Langsa yang akrab disapa Ivo, saat ditemui LintasAtjeh.com, Kamis (04/05/2017), di RSUD Langsa mengatakan bahwa dari hasil rekam medis, penyebab kematian Darwin adalah Susp HIV dan banyaknya virus yang masuk kedalam syaraf.[Sm]
Komentar

Tampilkan

Terkini